Kritik Greta Thunberg kepada Pemimpin Dunia: How Dare You!

SECARA umum mayoritas responden kelompok usia Generasi Z dan milenial berpendapat perubahan iklim merupakan krisis yang disebabkan oleh ulah manusia (61 persen) dan menyebabkan kerugian yang sangat serius. Adapun faktor yang dinilai paling berpengaruh sebagai penyumbang terbesar perubahan atau krisis iklim adalah penggundulan hutan, disusul sektor industri (pabrik), penggunaan plastik, dan sektor industri penebangan hutan (kayu).

Greta Thunbergh saat memulai aksinya di usia belia. Demo sendirian untuk perubahan iklim global. Foto instagram

“Mayoritas responden pemilih pemula dan pemilih muda menilai pemerintah kita harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi perubahan iklim (80 persen),” kata Burhanuddin.

Pada 20 Agustus 2018 (usia 13 tahun), Thunberg, yang saat itu duduk di kelas sembilan, memutuskan untuk tidak bersekolah sampai pemilihan umum Swedia 2018 pada 9 September setelah gelombang panas dan kebakaran hutan di Swedia terjadi. Dia mendesak pemerintah Swedia mengurangi emisi karbon sesuai dengan Persetujuan Paris. Dia juga memprotes dengan duduk di luar Riksdag setiap hari selama jam sekolah dengan tanda Skolstrejk för klimatet (pemogokan sekolah untuk iklim).

Setelah pemilihan umum, dia terus melakukan aksi mogok sekolah yang berlangsung hanya pada hari Jumat, dan kemudian mendapatkan perhatian dunia. Dia menginspirasi siswa sekolah di seluruh dunia untuk mengambil bagian dalam pemogokan siswa. Pada Desember 2018, lebih dari 20.000 siswa telah melakukan pemogokan di setidaknya 270 kota di berbagai negara.

Dalam berbagai aksinya, Thunberg tak hanya menyampaikan keluhan atau amarah, yang biasa disampaikan banyak demonstran. Dia sering menyertakan sejumlah data ilmiah yang menguatkan argumen bahwa dunia benar-benar sekarat.

Sejumlah anggota tim Thunberg menuturkan anak gadis itu telah berkonsultasi dengan sejumlah ilmuwan dunia seperti Johan Rockstrom, Stefan Rahmstorf, Kevin Anderson, Jean-Pascal van Ypersele, dan Glen Peters sebelum menulis pidatonya tersebut. Melalui akun Facebooknya, Thunberg juga menegaskan bahwa kampanye selama ini murni gagasan dan keinginan diri sendiri. Ia membantah kampanye lingkungan selama ini disokong oleh suatu pihak tertentu. “Tidak ada yang berada ‘di belakang’ saya kecuali diri saya sendiri,” tulis Thunberg. Atas berbagai aksinya, pada 2018 majalah Time menyebut Thunberg salah satu dari 25 remaja paling berpengaruh di dunia.

Sebagian orang mungkin menganggap Thunberg sebagai utopis, termasuk seruannya untuk menjadi vegan atau menghindari naik pesawat yang sangat boros bahan bakar. Tapi, bukankah pencapaian orang-orang besar di dunia sering berawal dari mimpi besar yang dianggap utopia? (end)

Avatar photo

About Syah Sabur

Penulis, Editor, Penulis Terbaik Halaman 1 Suara Pembaruan (1997), Penulis Terbaik Lomba Kritik Film Jakart media Syndication (1995), Penulis berbagai Buku dan Biografi