Kudeta Militer di Guinea Gara Gara Presiden 3 Periode

Seide.id. Tentara Guinea menggulingkan Presidennya sendiri. Kudeta ini buntut dari pemaksaan presiden menjabat hingga 3 kali. Presiden Guinea, Alpha Conde, telah memimpin negara ini selama 2 periode, atau selama 10 tahun. Masa pemerintahannya akan berakhir, namun ia buru-buru ingin memperpanjang jabatan presiden selama 3 kali. 

Guine merupakan salah satu negara paling miskin di Afrika Barat. Negara ini merdeka dari Prancis pada 1958. Sejak itu, para diktator Guinea memimpin dengan lumurah darah. Pembantaian, pelanggaran hak asasi manusia, terjadi setiap hari.

Mayoritas Muslim

Penduduk Guine hampir sama dengan Jakarta, sekitar 11-13 juta orang. Seperti Indonesia, mayoritas penduduknya muslim, dari kelompok Fulami dan Malinkes

Salah satu yang senantiasa bikin ricuh dan rusuh adalah masalah korupsi. Padahal rakyatnya sulit mengakses listrik dan air. Negara ini pernah dilanda wabah Ebola terburuk pada 2013 sampai sekarang. Hampir sama dengan Indonesia di pedalaman, sunat perempuan masih diberlakukan.

Alpha Conde menjadi presiden pertama yang dipilih secara bebas dalam sejarah Guinea. Alpha terpilih kembali pada 2015 untuk masa jabatan kedua, usai pemilihan yang diwarnai kekerasan dan tuduhan kecurangan. Namun pada pemilihan berikutnya Conde terpilih kembali dan ini yang bikin ribut. Puluhan oposisi ditangkap dan Guinea makin kacau. 

Letkol Mamady Doumbouya muncul dalam TV yang dikausai militer dan mengatakan bahwa pemerintahan akan diberikan pada rakyata dan bukan orang politik.

Gara Gara 3 Periode

Latar belakang kudeta sesngguhnya adalah konstitusi diamandemen agar Presiden Alpha Conde bisa menjabat selama tiga periode. Perubahan konstitusi ini dilancarkan pada Maret 2020 yang memungkinkan Presiden menghindari batas dua masa jabatan presiden di Guinea. 

Demonstrasi terjadi setiap hari. Puluhan orang meninggal karena menentang jabatan presiden 3 kali tersebut. Namun November lalu Conde diproklamasikan sebagai presiden ke 3 pada 7 November. Terjadi demo, pemerintah menangkapi anggota oposisi utama atas dugaan peran mereka bersekongkol dengan kekerasan pemilu di Guinea. 

Militer Ambil Ali

Pada 5 September 2021 kemarin, Militer, pimpinan Kolonel Mamady Doumbouya yang merupakan Pasukan Khusus Guinea. Tentara kemudian menguasai televisi dan Letkol Mamady muncul di tv Guinea dan menyatakan mengambil alih, dan  pemerintahan Presien Alpha Conde, dibubarkan militer. 

Tak hanya Presiden, Guberbur, dan pejabat tinggai akan diganti Militer. Kepala pasukan khusus militer Guinea, Letkol  Mamady muncul kembali di TV dan menyatakan bahwa pemerintah salah urus sehingga memicu kudeta. “ Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakan poitik kepada rakyat,” ujarnya. Pidato ini disambut dengan teriakan di jalanan di Guinea.

Patroli keliling kota usai kudeta oleh militer di Guinea.

Mengutuk Kudeta

Presiden Alpha Conde diculik saat kudeta berlangsung. Wajahnya kusut didudukkan di sofa, dikelilingi tentara. Dia tak mau menjawab pertanyaan dari para militer. 

PBB mengutuk kudeta tersebut melalui cuitannya di twitter dan menyerukan kebebasan Conde. Ketua Uni Afrika, Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat juga mengutuk kudeta tersebut. Mereka mengancam sanksi jika tatanan  konstitusi Guinea tidak dipulihkan. ( ms/*)

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.