PAYUS dapat tumbuh sampai 45 cm. Mulutnya panjang menghadap ke bawah, itu juga yang membedakannya dengan bandeng. Ikan khas pantai dan muara sungai, terutama sungai besar dengan dasar lumpur dan pasir, ini tersebar di Indo – Pasifik, Afrika Selatan sampai Australia. Status konservasinya tak tercatat. Tapi di Indonesia terdapat 5 jenis payus dalam 1 arga, tersebar hampir di semua muara sungai besar.
Payus itu karnivora, pemangsa ikan-ikan kecil dan krustasea. Masuk ke dalam tambak saat air pasang lewat pintu air yang dibuka. Petani tambak membuka diri bagi para pemancing joran, karena payus dikenal rakus memangsa nener alias bibit bandeng dan udang-udang kecil. Dalam waktu singkat payus dapat menghabiskan puluhan nener dan udang. Karena itu, sila pancing dan tangkap!
Dengan siklus populasi sekitar 15 bulan, payus sudah dibudidayakan di Jepang dan beberapa negara Asia lainya. Berbeda dengan di Indonesia dimana payus masih dianggap hama yang boleh dipancing siapa saja. Hasil pancingan bisa, dengan daging yang tak berduri-duri sebagaimana bandeng, payus biasa digoreng pakai telur sebagaimana dijual toko oleh-oleh di pintu Tol Serang Barat, Banten.
Di Kota Bima – Nusa Tenggara Barat, persis di seberang depan gerbang Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, ada resto kuliner bandeng yang (by order) juga menyediakan Sop Payus dengan harga sedikit lebih mahal dari Sop Bandeng. Sementara di Pamurbaya (Pantai Timur Surabaya) Jawa Timur ada banyak toko oleh-oleh yang menjual kerupuk ikan payus produksi warga. ***
18/09/2021 Pk 19:57 WIB.