Uli Jepret. Foto : Heryus Saputro Samhudi
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
ULI adalah makanan yang bahan adonannya diolah dengan cara diuli (diulen, kata orang Jawa), yakni ditumbuk, diulek, ditekan-tekan atau ditemas-remas dengan tangan supaya lembut. Uli biasanya dibuat dari bahan tepung beras ketan, diberi pandan dan santan kelapa, diadon dan diuli, untuk kemudian dikukus. Setelah matang lantas dituang ke atas talam, dibentuk dan dipotong-potong setelah dingin.
Uli biasa jadi teman minum teh, dinikmati dengan sambal oncom, atau dengan seryndeng, urap kelapa yang disangrai, atau cukup dicocol gula pasir. Variasi lain dari sajian uli adalah Tepe Uli, yaitu uli yang dinikmati dengan Tape Ketan, biasa dijual dengan cara dipikul dan penjualnya, di sepanjang gang, biasanya berteriak lantang memperkenalkan dagangannya? “Tape Uli…! Tape Uli…!”
Orang Jawa menyebut uli sebagai jadhah, dan di Tanah Sunda ataupun Betawi disebut uli atau ulen. Tapi tak semua panganan bernama uli dibuat dari bahan beras ketan. Di Kota Bogor, Jawa Barat misalnya, ada kuliner populer bernama Uli Jepret, terbuat dari umbi singkong yang diparut, diperas, dikukus, lalu ditumbuk. Hasilnya adalah bongkahan singkong kukus berwarna putih, liat padat mirip uli dari ketan.
Disebut Uli Jepret, karena tekstur uli dari singkong lebih kenyal dibanding uli ketan, hingga sulit dipotong dengan pisau. Untuk memotongnya, Uli Singkong ditarik tangan. Saat ditarik, bongkah yang tak diperlukan ikut ketarik, sebelum lepas. Bagai karet yang ditarik lalu dilepas lagi. Walau tak sampai berbunyi jepret seperti bila kita melepas karet yang ditarik, uli singkong pun diberi nama Uli Jepret, hi…hi…hi…!
Dibentuk bulat pipih bergaris tengah kira-kira 5 cm, Uli Jepret dinikmati dengan serundeng dari kelapa parut yang disangrai sampai berwarna kecokelatan. Sangrai kelapa ditumbuk halus, sedikit berminyak, lantas diimbuhi garam secukupnya dan gula pasir,untuk cocolan Uli Jepret. Rasa manis dan gurih, serta kenyal Uli Jepret, berpadu sempurna di lidah.
Uli Jepret biasa dijual berkeliling secara pikulan. Tapi ada juga yang mangkal, seperti dilakukan Kang Asep di Pasar Mawar di bilangan Desa Cilendek, Kota Bogor, yang berjualan Uli Jepret sejak tahun 1980, dan tiap 2 bulan mengirim 6000 butir Uli Jepret ke langganannya di Belanda. Ingin icip-icip? Sila datang pukul 08:00 WIB, dan jangan sampai lewat pukul 11:00 WIB. Nanti keburu habis. ***
27/12/2021 Pk 09:13 WIB