Seide.id – Sabtu (21/8/2021), magrib, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mengunjungi Masjid Babah Alun, Cilandak, Jakarta Selatan.
Kunjungan BTP ke Masjid Babah Alun ini diceritakan oleh Jusuf Hamka pada akun Instagramnya.
Di masjid tersebut ketika itu juga tampak pebasket Denny Sumargo dan istrinya, Olivia.
Pada post-nya, Jusuf Hamka juga mendoakan, “Mana tau, stlh masuk ke Mesjid BA, Pak Ahok dan Densu memperoleh Hidayah dr Allah Swt. Amin YRA.“
Sejumlah netizen ikut mengaminkan.
Namun, sebelum BTP melangkah ke dalam masjid, Jusuf Hamka membukanya dengan ucapan bahwa dirinya merasa mendapat kehormatan atas kunjungan BTP.
“Hari ini hari yang baik dan saya mendapat kehormatan Bapak Ahok bersedia berkunjung ke Masjid Babah Alun dan beliau menurut saya adalah tokoh kebhinekaan,” tutur Jusuf.
Selesai menerangkan, Jusuf kemudian mengajak berdoa untuk BTP.
“Oleh sebab itu kita doakan beliau sehat, panjang umur dan barokah…”
Doa ini diaminkan oleh semuanya.
Mengambil contoh Ahok dan Denny, Jusuf berharap, semoga tokoh-tokoh seperti Ahok dan Denny bisa bersama -sama dengan mereka membantu Pemerintah untuk menuntaskan keberagaman demi Persatuan Indonesia tercapai.
Menghargai keberagaman
Memasuki masjid atau mengucapkan “amin” pada doa, bukan hal aneh bagi BTP, mengingat BTP dan keluarganya memang menghargai keberagaman.
Sejak masih jadi Bupati Belitung, diketahui, Ahok sudah memberangkatkan 100 marbot naik haji.
Bahkan, Suyanto, sopir Ahok ketika di Belitung, menuturkan, pada suatu kesempatan Ahok memintanya untuk menunaikan shalat Jumat, sementara Ahok menunggu di dalam mobil.
Sikap menghargai keberagaman juga sudah tertanam pada anak Ahok.
Seperti diceritakan Suyanto, anaknya berteman baik dengan anak tertua Ahok, Sean.
Jika menginap di rumah Ahok, Sean sering mengingatkan anaknya untuk shalat. Tentunya ini mencerminkan perilaku menghargai antar umat yang sangat indah.
Jadi, harapan semoga tokoh-tokoh seperti BTP, Jusuf Hamka, Denny Sumargo, dan Olivia bisa menggalang Persatuan Indonesia seperti ada dalam Pancasila, harus diaminkan. (Ricke Senduk)