Disadari atau tidak, kita tentu pernah melihat lampu kamar mandi yang selalu dinyalakan; pagi, siang, atau malam hari. Padahal, kamar mandi tidak digunakan alias kosong. Ini alasan mengapa lampu kamar mandi harus selalu menyala.
Coba perhatikan, ketika kita bertamu atau menginap di rumah teman di desa, kampung, atau di kota. Lampu kamar mandi menyala, meskipun siang hari dan matahari berliner cemerlang. Banyak yang beretanya, mengapa lampu kamar mandi harus selalu menyala.
Lupa dimatikan? Kenapa sepanjang hari, dari Senin sampai ke Minggu, lampu tak pernah dimatikan? Ini alasan lampu kamar mandi selalu menyala
Lampu kamar mandi yang selalu dibiarkan menyala itu bisa dijumpai di mana saja, termasuk di rumah saya.
Awalnya, saya berpikir istri lupa, lalu lampu saya matikan. Anehnya, tak lama kemudian istri menyalakan lagi. Kejadian itu berlangsung terus menerus, membuat saya penasaran.
Alasan saya, listrik mahal. Sekalipun mampu membayar, sebaiknya kita hemat energi.
“Kenapa lampu tidak boleh dimatikan?” pancing saya. Istri saya menjawab sekenanya, agar kamar mandi tidak lembab.
Lampu Kamar Mandi Harus Selalu Menyala
Hal itu benar. Saya jadi teringat, ketika menginap di rumah mertua. Berarti, lampu kamar mandi dibiarkan terus menyala itu karena kebiasaan. Agar kamar mandi tidak lembab
Saking penasaran, saya lalu berusaha mencari tahu kebiasaan dari orangtua yang tidak pernah mematikan lampu kamar mandi.
Dari mereka, jawabannya tidak jauh berbeda dari satu dengan yang lain. Intinya, makhluk halus itu senang berdiam di tempat yang lembab. Lampu kamar mandi yang selalu menyala membuat keadaan di dalamnya menjadi terang, kering, dan tidak disenangi oleh makhluk halus.
Saya jadi teringat kembali waktu kecil. Orangtua melarang banyak hal atau menakut-nakuti kita tanpa memberi penjelasan yang masuk akal.
“Kita tidak boleh duduk di depan pintu, karena ‘orailok’, nggak pantas.” Padahal maksud sebenarnya, pintu rumah itu tempat untuk ke luar masuk, lalu lalang, sehingga menghalangi orang jalan.
“Jangan main di luaran waktu magrib agar tidak diculik lelembut.”
Maksudnya, magrib itu waktunya orang sembahpyang, tidak untuk bermain. Dan masih banyak larangan lainnya.
Kebiasaan membiarkan lampu menyala di kamar mandi itu sebenarnya hal kecil, tapi bisa menjadi besar, ketika saya ditegur istri. Dikatakan olehnya, rumah terang itu auranya baik, ketimbang suasana rumah gelap dan suram.
“Ibu pernah melihat si Jelek di kamar mandi?” pancing saya iseng. Istri saya terbelalak, kaget. “Ibu terbawa kebiasaan tinggal di rumah instansi dulu. Bangunan tua dan kusem.
Juga gegara listrik gratis sehingga lampu dibiarkan terus menyala. Soal si Jelek itu, karena perasaan Ibu dihantui oleh ketakutan sendiri. Nyatanya, anak-anak tidak takut. Si Jelek itu tidak ada, Bu,” kata saya meyakinkan sambil menggenggam erat jemarinya.
“Besok saya mau manggil mang Jarot untuk masang blower dan sensor di tiap kamar mandi, sehingga tak perlu matiin lampu lagi. Kamar mandi tidak bakal lembab, dan irit listrik.” Ini alasan lampu kamar mandi selalu menyala
Pandangan mata istri saya meragu. Ketika ia membalas erat genggamanku, kurasakan, bahwa ia mempercayaiku. – Mas Redjo
BACA LAINNYA:
Utang Itu Tantangan, Sukses Itu Jawaban
Motivator Nasional Dr. Aqua Dwipayana di Tengah Pandemi Justru Laris
Berkerja Sendiri, Kelompok, atau Dengan Tim Untuk Meraih Sukses