(Foto: WK)
Lapar mata itu biasa. Hal itu jadi suloyo ketika kita mudah tergoda untuk memenuhi hasrat makan atau membeli suatu barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Napsu berbelanja itu bisa saja muncul ketika kita tengah iseng melihat iklan di medsos, jalan di mall, atau melewati suatu restoran yang tengah mengolah masakan.
Umumnya, kita tertarik pada gambar makanan yang menggugah selera, diskon besar, cuci gudang, atau program hadiah uang kembali, dan sebagainya.
Keisengan yang dibiarkan berlanjut membuat kita menjadi terbiasa untuk memuaskan napsu lapar mata.
Kita yang biasa memanjakan makan dapat menimbulkan obesitas. Yang membeli barang-barang membuat kita jadi pribadi yang konsumtif. Akibatnya, pengeluaran kita semakin membengkak dan boros.
Langkah jitu untuk mengatasi lapar mata adalah pengendalian diri untuk berani mengingatkan diri sendiri demi berhemat. Semula, kita belanja barang asal membeli, kini berdasarkan skala prioritas, manfaat, dan sesuai kebutuhan.
Pemborosan uang yang bersifat negatif itu kita alihkan pada hal yang positif, yakni menabung. Untuk berhasil menabung itu berarti kita harus berhemat untuk menekan pengeluaran.
Bisa juga kita mengalihkan napsu lapar mata yang bersifat konsumtif jadi lapar dalam bisnis yang bersifat produktif.
Kita belanja barang tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tapi untuk dijual kembali. Selain memperoleh untung, kita dapat memuaskan hobi lapar mata kita secara kreatif dalam berbisnis dan mencari uang.
Sekali dayung, dijamin dua tiga pulau terlampui.