Oleh SAHAT SIAGIAN
Faisal Basri mengimbau agar negara tidak menyandarkan pemasukan dari cukai rokok. Kalau perlu, kerek tinggi kenaikan 50%. Ethiopia dan Cina bisa. Kenapa kita tidak?
Bertahun-tahun ketika jadi perokok saya mencurigai bahwa larangan merokok tidak betul-betul murni berangkat dari soal kesehatan. Tidak ada satu bukti pun bahwa paru rusak karena rokok. Saya tetap merokok sampai kemudian sebuah benturan di pengujung Pebruari membuat saya mempertimbangkan semuanya.
Tapi itu hanya bertahan 3 pekan. Setelah itu saya merokok lagi, lebih ganas bahkan: Dji Sam Soe dan Forte. Semua tak bisa bilang apa-apa. Saya melaju.
Orang terdekat saya mengajukan sebuah artikel telak tentang ancaman oleh rokok. Begitu ilmiah dengan bukti-bukti tak terbantahkan. Tak perlu menunggu dan menimbang lama, saya memutuskan untuk berhenti. Sudah 3 bulan lebih. Didahului perjuangan mengatasi rasa sakaw akan tembakau, didampingi orang-orang tercinta, saya akhirnya menang.
Karena itu saya mendukung Faisal Basri. Naikkan cukai rokok hingga 100% bahkan. Harga rokok di Jakarta harus sama dengan harga di New York.