Seide.id. Apa jadinya kalau bikin Lomba Hormat Bendera dan Lomba Menyanyikan Indonesia Raya di tengah HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ?
Menjelang Perayaan HUT RI ke 76, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) membuat lomba menarik dengan tema cukup sensitif; Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Islam. Lomba ini dikritik beberapa warga sipil.
BPIP kemudian, buru-buru mengganti dua tema lomba tersebut. Sekretaris Utama BPIP Karjono menyatakan tema baru yang bakal dilombakan adalah ‘Pandangan Agama Dalam Menguatkan Wawasan Kebangsaan’ dan “Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh”.
Anti Pancasila
Tapi, justru penggantian ini dikecam Ken Setiawan, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center. Ken Setiawan angkat bicara terkait heboh lomba artikel BPIP tersebut. Ken menyebut lomba tersebut, justru akan menunjukan bahwa semakin terang benderang siapa saja sebenarnya yang saat ini anti terhadap Pancasila.
Tema tersebut menurut Ken sangat bagus, tidak perlu diganti supaya terang benderang terutama masyarakat dalam mensikapi persoalan posisi agama dan negara. Bahwa Pancasila itu bukan pengganti Alquran seperti yang selama ini di jadikan doktrin kelompok radikal yang kalau masih percaya Pancasila maka dianggap taghut atau menyembah berhala. Jadi mereka menganggap orang yang masih percaya Pancasila dianggap kafir, ibadahnya pun tertolak.
Piagam Madinah
Ken menyebut bahwa Pancasila itu sebagai dasar negara yang merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian dikenal sebagai sebuah perjanjian luhur bangsa Indonesia, seperti Piagam Madinah saat Nabi Muhammad SAW berada di Madinah.
Ini tugas berat pemerintah, khususnya BPIP yang berada digarda terdepan. Institusi inilah yang seharusnya terus-menerus mengkampanyekan Pancasila sampai ke seluruh pelosok masyarakat Indonesia. Ini penting agar mereka tidak mudah terdoktrin oleh pemahaman kelompok radikal yang anti Pancasila, papar Ken.” Jadi, kalau lomba itu diteruskan, akan ketahuan siapa yang Pancasila dan siapa yang tidak. (ms/*)