Seide.id. Lebih dari 1,000 siswa diculik di Nigeria sejak Desember lalu. Selama berminggu-minggu, negara bagian Niger di Nigeria Tengah, menjadi pusat perhatian dunia karena berbagai penculikan anak sekolah.
Melihat trendnya, sepertinya kasus ini menjadi musiman, mengingat dilakukan oleh banyak orang yang berbeda dengan harapan memperoleh uang tebusan dari orangtua mereka.
Minggu kemarin, Pejabat Nigeria menyebut, kelompok penculik berkelompok dalam jumlah banyak hingga 70 orang bersenjata naik motor melakukan serangan terhadap sekolah Islam. Satu orang tertembak dalam tembak-menembak dengan aparat, 13 orang anak, digiring masuk semak-semak.
Itu bukan satu kejadian penculikan. Di semua penjuru Nigeria, penculikan terjadi. Tak hanya sekolah Madrasah, tapi juga sekolah lain. Targetnya adalah minta tebusan uang.
Seorang warga Nigeria, Abubakar Adam, jatuh miskin saat diminta tebusan untuk 11 anaknya yang mereka culik. Adam menjual mobil, tanah dan menguras tabungannya demi membayar tebusan. Adam mengumpulkan Rp 105 juta untuk menebus 11 anak mereka dan tetangganya di Tegina.
Para penculik mengambil uang tebusan, yang diantar oleh seorang perantara. Uang diberikan, namun anak-anak tidak dibebaskan. Mereka malah meminta tambahan uang tebusan dan 6 sepeda motor untuk membebaskan anak-anak itu. Tentu saja Adam tambah bingung dan stress.
Anak Adam sudah 3 bulan diculik. Ia menegkhawatirkan keselamatan mereka. Makan apa mereka ? Bagiamana kalau sakit ? Adam sekarang, sudah tidak punya apa-apa lagi karena bangkrut ditipu penculik.
Presiden Nigeria, Muhammad Buhari menghimbau untuk tidak membayar tebusan. Jika dilakukan, itu hanya akan mendorong kelompok lain untuk melakukan penculikan. Sebab targetnya adalah ekonomi dan uang. Pemerintah Nigeria, ujarnya, sedang mengejar para bandit-bandit itu.
Belum ada informasi lain tentang penangkapara para penculik, namun setiap hari, ada saja yang diculik, sebab itu satu-satunya yang bisa dilakukan para pengangguran di sana. (ms/*)