Maaf, Aku Tidak Bisa Membencimu

Seide.id – Kademangan Antah Berantah heboh. Gara-garanya Ki Demang bermain dua kaki di akhir masa jabatannya.

Ki Demang dibuli dan dihakimi di medsos. Keluarganya jadi sumber berita negatif dan terburuk dalam sejarah persuratkabaran.

“Tidak ada hal-hal baik dan positif tentang Ki Demang, kecuali yang jelek dari yang terburuk.”

Astaga! Sebegitu jahat dan kejam mereka menghujat dan memfitnah, pikir saya sedih. Karena mereka kehilangan adab. Apakah berita itu fakta dan benar?

Jujur, saya tidak mau meliarkan asumsi, karena bakal kecewa dan melukai hati sendiri. Apalagi, jika sekadar ikut-ikutan dan sebagai penggembira.

Sekali lagi, dan berulang kali, saya bertanya pada diri sendiri. Berita itu akurat dan benar, atau hoaks ?!

Jika saya melihat berita yang saling berkait, semua itu ada benarnya, dan klop. Tapi apa saya tahu di balik itu? Bisa jadi hal itu secara kebetulan, stategi pemenangan, atau demi ambisi kekuasaan.

Saya ragu seragunya, karena awam politik. Saya tidak mau asal tuduh dan menghakimi, karena saya juga tidak mau dihakimi.

Jika hal itu benar, pikir saya mulai berandai-andai. Apakah karena nila setitik rusak susu sebelanga? Saya ngeri untuk membayangkan fakta itu, karena akibatnya kejam dan tidak berperikemanusiaan.

Padahal kita ini lemah dan tidak luput dari khilaf maupun kesalahan.

Faktanya, kita mudah melupakan jasa baik dan pengorbanan orang lain, ketika kita tidak sepaham atau sehaluan. Kita mudah mencap orang lain itu jahat, bodoh, haus kekuasaan, kafir, dan seterusnya.

Diakui atau tidak, ternyata kita lebih mudah melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, ketimbang diri sendiri. Bahkan tidak sedikit dari kita yang merasa sok suci dan agamis.

Jadi, jika tidak mau dihakimi, ya, kita jangan menghakimi orang lain. Apalagi, memfitnah dan menyebar hoaks yang tidak bertanggung jawab.

Jika kita tidak setuju dengan orang itu, ya, hukumannya jangan dipilih. Kita tidak harus membuat statemen negatif, menyebar fitnah, hoaks, dan gaduh.

Jika belum mampu berbuat baik, ya, jangan melarang dan menghalang-halangi orang-orang baik.

Jika tidak mau diadili, ya, jangan mengadili orang lain. Lebih baik kita doakan dan serahkan hal itu pada pengadilan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Sekali lagi, maaf, saya tidak mau terbawa arus dan ikut-ikutan. Saya tidak mau membenci orang yang bersalah, tapi saya membenci perbuatannya yang jahat.

Jujur, saya tidak mau membenci siapa pun, karena saya tidak mau diadili oleh pikiran sendiri.

Berkah Dalem,

Mas Redjo / Red-Joss

Mengadu Nasib

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang