Seide.id – Ada banyak tokoh kita yang berjasa bagi negara, tetapi banyak orang tidak mengenalnya atau melupakannya. Salah satunya Madmuin Hasibuan, perwira gemilang dari Bekasi, salah satu tokoh penting berdirinya TKR-Laoet, yang kemudian menjadi TNI-Angkatan Laut.
Bila orang Bekasi ditanya siapa Madmuin Hasibuan? Mereka pasti geleng kepala. Mereka tahunya jalan Hasibuan. Tentu cepat jawabannya. “Jalan yang banyak tempat fotokopinya..”
Miris memang tapi fakta. Sejarah daerah sendiri tidak tahu.
Padahal Mayor Madmuin Hasibuan adalah komadan TKR Laoet yang berjibaku dengan nyawanya untuk mempertahankan Bekasi selama revolusi fisik di Bekasi.
Beliau bertempur dahsyat, untuk kemerdekaan kita.
Mayor Hasibuan juga disebutkan terlibat beberapa kali pertempuran di Bekasi dengan pasukan Belanda dan NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie- Pemerintahan Sipil Hindia Belanda).
Tentara asing ini ingin kembali menguasai Hindia Belanda seperti saat sebelum tentara Jepang mendarat di negara kita di 8 Maret 1942.
Jepang menyerah pada Sekutu 15 Agustus 1945. Penguasa di Hindia Belanda kosong, maka Soekarno-Hatta dan para pemuda lainnya, dengan cerdik, memproklamirkan Kemerdekaan negara baru bernama Indonesia.
Nah, pasuka Belanda dibantu tentara Sekutu ini datang lagi. Mereka ingin menguasai kembali ‘wilayah’nya yang ternyata sudah ada negara baru yang berdiri. Maka, pertikaian terjadi dimana-mana. Diantaranya di Bekasi. Salah satu pemimpin yang menggalang perlawanan adalah Mayor Hasibuan.
Pasukannya berjibaku dengan pasukan Laskar Rakyat pimpinan KH Noer Ali dalam peristiwa perang antara Karawang – Bekasi yang terkenal.
Nama Mayor Hasibuan kembali muncul Desember 1949 sat sejumlah wilayah meminta penghapusan Negara Pasundan untuk digabungkan ke dalam RI. Tokoh perjuangan di Bekasi berkumpul untuk tujuan ini, KH. Noer Ali, R. Supardi, M. Hasibuan, Sukardi dan lain sebagainya.
Mereka membentuk Panitia Amanat Suara Rakyat Bekasi. Bersama sekitar 25.000 masyarakat Bekasi berkumpul memenuhi Alun-Alun pada 17 Januari 1950 yang melahirkan Resolusi Rakyat Bekasi.
Isi pentingnya, Bekasi dan Cikarang ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat (RIS), yakni Distrik Jakarta dan Negara Pasundan dan bergabung ke dalam Negara RI. Yang berikutnya adalah mengubah nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.
Tahun 1950, nama Madmuin Hasibuan dipilih sebagai Ketua DPRD Bekasi untuk yang pertama kali. (Beny Rusmawan)