Makin Jarang Minta ’Maaf’ – Catatan halaman 125

Foto : Kelly Sikkemma/ Unsplash

Penulis : Jliteng

Di sekitar rumah kami setiap sore sering ramai dengan anak-anak kecil. Usai main bola kaki atau yang lainnya, ada juga yang usil, melempar sandal, batu kecil, atau kain kotor ke atap. Kalau berhasil … lantas lari terkekeh-kekeh. Serba salah memang, kalau kita marah pada mereka cenderung akan dijawab : “namanya juga anak-anak”.

Memang, saat melakukan hal yang keliru, anak-anak biasanya belum mengerti apa yang harus mereka lakukan dan katakan. Bahkan, kadang mereka tidak tahu bahwa yang mereka lakukan itu salah. Jadi, ayah-ibu itu perlu memberi tahu Si Kecil dan mengajarkannya untuk minta maaf, apabila ia melakukan kesalahan. Membela anak dengan mengatakan : “Namanya juga anak-anak”, tidak akan ada guna, bahkan akan menanamkan kesemuan, seolah benar tetapi salah. 

Mengajarkan anak minta maaf itu perlu dilakukan sejak dini. Walau masih kecil, bukan berarti anak boleh dibiarkan, ketika melakukan kesalahan. Jika dibiarkan, anak jadi tidak pernah tahu apa yang salah, dan berpikir bahwa setiap perbuatannya itu benar.

Nilai-nilai luhur di balik minta ‘maaf’ adalah “kejujuran, sikap tanggungjawab, memelihara relasi, empati, tepo saliro.”

Sambil berlari-lari kecil menghampiri bayinya yang nggembret-nggembret nangis… mungkin karena haus atau pipis, sang ibu muda itu berkata “maaf sayang, mama  baru menjemur, sambil rebus air dan rendam pakaian kotormu.” Sang anak akan berhenti nangis sebab ada kontak bathin dengan mamanya yang memang sibuk. Si Kecil akan menyimpan kata ‘maaf’ dalam hatinya dan suatu ketika kata ‘maaf’ itu akan terucap, ketika dia sudah mengerti.

Begitulah si Kecil belajar. Yang kita tabur, akan tumbuh, berbuah dan dipetiknya.

Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.

Menjadi Orangtua Bijak – Catatan halaman 121

Dia Anak Muda Pemberani – Catatan Halaman ke-101

ANAKNYA TAK JADI PULANG – Catatan Halaman 114

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.