Makna Kunjungan Prabowo ke China dan Jepang

Prabowo Subianto PM Xi Jinping

Saya menekankan bahwa saya akan melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo dan bertekad menggunakan seluruh prestasinya sebagai landasan program saya, ” kata Prabowo Subianto kepada PM Xi Jinping disaksikan para pembantu dan rombongan.

OLEH DIMAS SUPRIYANTO

SAYA terkejut dengan keterus-terangan Menteri Pertahanan yang juga Presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto dalam menyampaikan pernyataannya di depan PM Xi Jinping.

Prabowo berterus terang akan melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi dengan China yang telah dirintis oleh presiden Indonesia sebelumnya. “Sekali lagi, saya menekankan bahwa saya akan melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo dan bertekad menggunakan seluruh prestasinya sebagai landasan program saya, ” katanya di depan PM Xi Jinping dan kabinetnya.

Sebelumnya dia menyatakan kekaguman besar pada sejarah China, “Dan kekaguman yang sangat besar kepada sejarah China dan kagum pada pencapaian para pemimpinnya”

Pernyataannya itu diliput media dua negara dan tampil juga di Kompas TV yang saya simak di Youtube, sebagai dokumen yang akan mensejarah di awal pengakuan dunia pada Prabowo.

Setelah memastikan kemenangannya, China mengundang Prabowo Subianto untuk bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing dan lawatannya berlanjut dengan menjumpai Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo. Kunjungan Prabowo ke China berlangsung pada 31 Maret hingga 2 April.

Lawatan ini berlangsung saat Prabowo belum resmi menjadi presiden dan sidang sengketa pilpres digelar di Mahkamah Konstitusi.

Panggung politik sebagaimana pertunjukkan film dan sandiwara membuka ruang tafsir bagi penontonnya, analis maupun publik awam. Setiap orang bebas memberikan makna. Saya melihat ketulusan pada Prabowo untuk benar benar melanjutkan kebijakan luar negeri Jokowi.

Sejuh ini, dia mematahkan kecemasan saya bahwa Prabowo Subianto akan pro Amerika. Sebagaimana dulu dijanjikan oleh Hashim Djojohadikusumo kepada komunitas bisnis Amerika, pada Pilpres 2019 lalu.

Sebagai Negara Adidaya, Amerika dalam proses kebangkrutan. Pengalaman kerjasama dengan negeri Paman Sam itu mendatangkan banyak mudarat ketimbang manfaat bagi kita. Bahkan meski kita belanja produk Alutista mereka – tidak ada jaminan mendapatkan “spare part”-nya, menandai betapa rumit, komplek, licik cara mereka bekerjasama dan bersahabat.

Amerika Serikat dengan korporasi globalnya, telah kenyang menguras kekayaan alam dengan bagi hasil yang tidak adil. Kita dibiarkan menjadi negara terbelakang – dunia ketiga – dan mereka terus mendikte kita. Cara kita berdemokrasi adalah apa yang mereka ajarkan, yang kemudian mereka langgar sendiri.

Media asuhan Barat – kaki tangan kaum kapitalis kulit putih – seperti CNN Indonesia dan BBC cenderung nyinyir terhadap Prabowo kini. Meminjam mulut pengamat dari kampus, CNN menilai kunjungan presiden terpilih yang belum dilantik adalah hal yang “tak lazim.”

Kenapa Prabowo sudah berkunjung ke luar negeri menemui kepala negara meski belum resmi jadi presiden? Biasanya pejabat setingkat menteri bertemu dengan menteri juga bukan presiden atau kepala negara.

“Hanya saja dalam hal ini, Prabowo menjadi menteri Jokowi. Sehingga bisa dimaklumi kondisinya,” ujar sang pengamat, yang namanya belum populer, dan sengaja dipublisir sebagai “tangan” aspirasi awak medianya.

CNN Indonesia memandang pertemuan Prabowo dengan Xi dan Kishida untuk memastikan kerja sama yang sudah terjalin terus berlanjut. Dia tetap menggarisbawahi kapasitas Prabowo berkunjung sebagai Menteri Pertahanan. Sebab, Presiden saat ini masih Joko Widodo (Jokowi).

Pandangan kita – saya maksudnya: China dan Jepang jelas mengundang Prabowo dan memandang dia tak cuma sebagai Menhan, tetapi kepanjangan tangan Jokowi.

Pertemuan Prabowo dengan PM Xi Jin Ping dan PM Fumio Kishida tak pelak, semakin mengokohkan posisi pengakuan dunia bahwa Menteri Pertahanan itu adalah Presiden RI selanjutnya di tengah gejolak Pilpres.

Jika negara maju seperti China dan Jepang sudah berinisitaif membangun hubungan dekat dengan Prabowo Subianto sebagai mitra kerja di masa depan, maka segala keributan di MK sebenarnya sudah tak berarti. Indonesia bersama China dan Jepang di masa kini dan masa depan adalah mitra strategis untuk area ekonomi dan diplomasi dunia.

Sebelum Pilpres 2024 lalu, Amerika Serikat, memberikan dukungan pada kubu 01 dengan mengirim Dubesnya, Sung Y. Kim di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Rabu (15/2/2023) lalu.

Dukungan Amerika pada PKS dan 01 gagal total. Kini mereka mempersoalkannya dengan menjual isu “demokrasi” – “etika” – “moral” : topik yang sangat Amerika.

Wajah 01 dan 03 di Mahkamah Konstitusi (MK) hari hari ini adalah wajah kepentingan Amerika dan Eropa – wajah penjajah lama. Narasi, kotbah moral dan omon omon – menutupi upaya hegemoni yang kalah.

Sedangkan kubu 02 memastikan kemenangannya dan menatap ke depan dengan memperkuat hubungan dengan superpower dunia baru, China dan Jepang. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.