“Harapan saya, kami juga akan memperoleh alat kerja lebih baik di masa depan, jika teknik semakin mudah dan tambah baik, supaya kami bisa mengenali kepalsuan dengan mudah.”
Karena begitu banyak informasi palsu menyebar cepat lewat media sosial, sebagai pengguna, orang harus kenal beberapa aturan penting.
Sulit untuk mengenali, mana bagian-bagian yang dimanipulasi: Gambar ini adalah hasil manipulasi beberapa kali dari gambar aslinya. Dapatkah Anda temukan, bagian mana saja yang diganti atau diubah?
Awalnya, selalu tergantung setiap orang, kata André Wolf dari Mimikama. “Saya harus kenal diri saya dan bagaimana saya mengkonsumsi media. Karena kita tertipu terutama dalam topik-topik yang kita suka. Juga pada media-media tertentu, yang kita percaya.“
Hal ke dua adalah, kita harus meneliti, siapa penulisnya, jadi dari mana asalnya. Orang juga harus mampu menggunakan mesin pencari di internet, sehingga bisa mengadakan perbandingan. Ini tentu juga terkait pencarian gambar. Yang juga penting adalah konsumsi infomasi. “Jika suatu kabar rasanya terlalu dramatis, coba tanyakan dulu orang yang lebih mengerti bidang itu,” saran André Wolf.
Tapi bukan itu saja. Lebih banyak penyuluhan juga diperlukan. “Tentu saja kita ingin, agar di sekolah-sekolah ada penyuluhan. Namun ada masalah lain lagi. Kita kerap mengatakan, di Facebook banyak berita palsu yang seliweran. Tapi itu letak masalahnya. Kaum remaja tidak menggunakan Facebook.“
Yang menggunakan Facebook adalah orang yang berusia antara 35 dan 55. Sekarang kita lihat masalahnya. Kita kurang mengadakan penyuluhan bagi orang dewasa.” Sayangnya, salah duga hanya kelihatan setelah sesuatu terjadi. (DW/DE/dms)