Seide.id – Manthous atau yang terlahir dengan nama Anto Sugiartono pada tanggal 10 April 1950 di Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan penemu musik campursari.
Beliau merupakan anak ke-6 dari pasangan Sujadi Wirjo Atmadja dengan Sumartinah.
Beliau dianggap sebagai penggagas genre musik populer di Jawa atau yang dikenal dengan musik campursari.
Perjalanan Bermusik Manthous
Pengalaman bermusik sang maestro campursari diawali pada tahun 1969 yaitu bergabungnya beliau dengan grup “Orkes Keroncong Bintang Jakarta” yang dimana grup tersebut dipimpin oleh B.J Soepardi sebagai pemain cello petik.
Pada tahun 1976, Manthous yang mahir bermain bass mendirikan grup band “Bieb Blues”. Sebuah grup yang berciri funky rock bersama Bieb, anak dari Benyamin Sueb dan bertahan hingga tahun 1980.
Manthous kemudian bergabung dengan Idris Sardi dalam grup yang bernama Gambang Kromong Benyamin Sueb.
Pada tahun 1993, Manthous mendirikan Grup Musik Campursari Gunung Kidul Maju Lancar.
Perspektif Manthous Terhadap Musik Campursari
Dalam tulisannya yang berjudul “Manajemen Tradisi dalam Seni Tradisional”, beliau mengatakan bahwa musik campursari karyanya bukanlah suatu musik gamelan Jawa murni, melainkan jenis musik campuran antara musik pentatonik gamelan dan musik Barat diatonik atau musik populer Indonesia.
Sebenarnya campursari bukan suatu fenomena yang baru sama sekali dalam dunia musik Jawa. Menurut Supanggah dalam bukunya yang berjudul “Campursari: A Reflection dalam Asian Music”, campursari pernah ada pada tahun 60-an namun keberadaannya belum meruah seperti sekarang ini. Kelahirannya bermula dari pergelaran dan siaran musik keroncong. Ketika mereka menampilkan lagu-lagu langgam Jawa yang berlaras pelog, pada saat itu lah beberapa instrumen gamelan seperti kendang, gender, dan siter mulai dilibatkan di dalamnya.
Penggolongan Musik Campursari Manthous
Campursari karya Manthous secara nyata dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yakni bentuk gending, langgam Jawa, dan pop. Tangganada yang digunakan dalam format gending, ada pelog nem, pelog barang, dan slendro yang semua nada-nada diubah ke dalam musik diatonik. Pelog Nem, nada-nadanya dalam format musik diatonik menggunakan nada dasar A. Pelog Barang nada-nadanya dalam format musik diatonik menggunakan nada dasar E.
Daftar Lagu Manthous
(1) Ali-Ali (langgam); (2) Anting anting;
(3) Balen; ,(4) Bengawan Sore; (5) Eling Eling Emut; (6) Esemmu; (7) Geblek Kulon Progo; (8) Getun; (9) Kembang Kecubung; (10) Kempling; (11) Langgam Putro Nuswantoro
Langgam Lego; (12) Lorobronto; (13) Ngimpi;
(14) Nyidamsari; (15) Ojo Digondeli; (16) Ojo Lamis; (17) Ojo Sembrono; (18) Setio Tuhu; (19) Tak eling eling; (20) Yen Ing tawang Ono Lintang dst.
Penghargaan Manthous
Berdasarkan gagasan dan realita dari musik campursari yang berhasil melejit pada tahun 90-an menjadikan Manthous terpilih sebagai Seniman Favorit oleh PWI Yogyakarta pada tahun 1998, kemudian pada tahun 1999 beliau terpilih sebagai seniman inovatif tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oleh: Khoirunnis Salamah