Manusia dan Kerusakan Alam Lingkungan – Menulis Kehidupan 215

Foto : Pixabay

Seorang teman yang hidup di metropolitan bercerita tentang perjalanan berwisata melepas lelah ke pantai. Ia ingin perlihatkan foto kreasinya, dan mau dibandingkan dengan fotoku dari kampung pelosok. Ternyata, wajah laut dan senja hasil jepretannya tidak secerah foto alam yang kukirimkan.

Suasana alam metropolitan memang berbeda dengan di pelosok negeri, yang jarang penduduk serta aktivitas industri. Alam lingkungan sangat terpengaruh oleh perilaku manusia dalam pemanfaatan untuk berbagai kebutuhan. Pengembangan industri, modernisasi dan eksploitasi sumber daya alam telah banyak merusak lingkungan. Di metropolitan, antara lain terlihat dengan banjir sampah dan polusi udara. Lalu, saya tuliskan refleksi ini dalam sajak:

Cerita Senja dan Samudera

Tinggalkan bising metropolitan
diantar waktu jalan-jalan
bertandang sejenak di pantai
ingin lapangkan hati sanubari
tetapi ternyata lain jadinya
harus mau berbelarasa
dengarkan kisah lara samudera
dan cerita luka duka senja
yang lama tak bersua

Samudera dirundung lara
dengan wajah pucat pasi
diracuni limbah dan sampah
dijejali rakusnya kemajuan zaman
Dan
senja pun bermuram durja
terjangkit sengat asap polusi
wajahnya penuh bisul
sehingga tak lagi senyum

Hadirku hanya ingin berlibur
karena lama tak jumpa
ternyata senja dan samudera
justru sedang lara derita
harapkan mereka bisa dihibur
bahkan bisa bantu mengobati
agar kembali sehat segar
tersenyum ceria penuh pesona

Aku diam tanpa kata
dibelai angin sepoi manja
yang tahu beban jiwa
yang paham lelah raga
yang saksikan geliat perjuanganku
berkelahi mengurai deru debu
sibak kilau lampu metropolitan
Pantai pasir merekam semua
abadikan aneka kisah perjumpaan
Cerita duka lara nestapa
diriku, senja dan samudera

Simply da Flores Harmony Institute

Merenungkan  Keagungan Sang Pencipta dan Manusia – Menulis Kehidupan 200