NASIB keluarganya morat-marit lantaran ayahnya kehilangan pekerjaan akibat resesi besar-besaran menghancurkan pasar saham pada tahun 1929 memporak-porandakan perekonomian AS.
Dalam otobiografi News is a Singular Thing, Marguerite Higgins menorehkan kepiluannya saat ia berumur 8 tahun sebagai hari terburuk masa kecilnya.
“Pada hari itulah saya mulai khawatir tentang bagaimana saya mencari nafkah ketika saya tumbuh dewasa. Saat itu saya berusia delapan tahun. Seperti jutaan orang lain yang dibesarkan di tahun tiga puluhan, saya dihantui oleh prestasi yang mungkin ada. tidak ada tempat bagi saya dalam masyarakat kita.”
Meski kondisi morat-marit, menurut catatan otobiografinya, keluarganya berhasil bertahan. Ayahnya mendapat pekerjaan di bank dan ibunya memperoleh beasiswa Higgins ke Anna Head School di Berkeley sebagai guru Bahasa Prancis, Universitas California, Berkeley. Itulah sebabnya Marguerite Higgins juga diterima menjadi mahasiswi di University of California, pada musim gugur 1937 dan menjadi anggota perkumpulan Gamma Phi Beta.
Bisa dibayangkan, menjadi salah satu anggota perkumpulan ‘geng’ Gamma Phi Beta, bukan orang sembarangan yang dapat diterima kelompok dengan IQ tinggi, cerdas dan taktis dalam bertindak. Sejak saat itu karir menjadi orang wartawati kampus mulai terlihat.
Marguerite Higgins diberi kesempatan menulis untuk The Daily Californian, dan malah kemudian menjadi editor pada 1940. Setelah lulus dari Berkeley pada 1941 mengantongi gelar BA dalam bahasa Prancis, dia ngeyel ke New York dengan membawa satu koper pakaian dan tujuh dolar di kantongnya mencari kerja di surat kabar.
“Kalau tidak diterima, apa boleh buat, mudik ke California menjadi guru Bahasa Prancis” dia membatin. Keinginannya balik batal, lha wong dapat beasiswa program master di Columbia University School of Journalism.
Ndilalah, saat Marguerite Higgins klinong-klinong ke New York Herald Tribune, setelah sampai di New York, Agustus 1941, dia guabrusan dengan editor kota L.L. ‘Engel’ Engelking dan menunjukkan klipingnya. Meski dia tidak menawari gawean saat itu, tapi Marguerite Higgins diminta balik keesokan hari. Itulah sebabnya Marguerite Higgins ngeyel tinggal di New York dan ngocol ingin kuliah di Columbia. Cilakanya, ditolak lantaran slot buat wanita telah terisi. Matex dah.
“Gwe harus memperoleh lima surat rekomendasi lima professor baru dapat jadi mahasiswa. Selain transkrip dan berbagai persyaratan lain. Tujune ada seorang anak yang keluar dari Columbia, sehingga Marguerite Higgins boleh masuk menjadi mahasiswi.”
Selanjutnya, kerja, kuliah, meliput perang