Keduanya sama-sama anak tukang kayu.
Sama-sama dari keluarga miskin.
Sama-sama tak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan.
Sama-sama diam ketika difitnah, dicerca, bahkan “dipersekusi”.
Kalau banyak orang Katolik dan Kristen ngeles, “Aku kan bukan Yesus,” ketika diingatkan untuk mengampuni sesama… aku akan bilang:
“Jokowi juga bukan Yesus. Tapi, dia bisa mengampuni. And he is not even a Christian..!“
Aku bukan orang baik. Aku sangat mampu bicara kasar, jika marah besar. Teman-teman lamaku tahu bagaimana ngawur aku kalau sudah mbacot dan berantem di dunia maya. Kuat sampai subuh “‘gebuk-gebukan” kalimat makian… melawan keroyokan lebih dari tiga-empat orang sekaligus.
Sampai aku dijadikan admin di berbagai grup debat, itu jelas, alasannya bukan karena aku ini lemah-lembut dan pekewuhan.
Tapi, di satu titik, aku melihat :
Kebencian hanya akan menjadi semakin tajam, jika dilawan dengan kebencian.
Kebodohan tak akan hilang, jika disikapi dengan hinaan.
Dan, kemalasan tidak akan berubah, jika dihadapi dengan kemarahan.
Dendam itu…
tumbuh subur dalam pikiran yang kesuh dan hati yang keruh.
Maka… aku merindui bangsa ini bebas dari perasaan negatif terhadap satu sama lain, pikiran buruk terhadap satu sama lain.
Dan, itu kumulai dari diriku sendiri.
Aku mengubah narasiku.
Mulai menulis tentang parenting.
Tentang perjuangan hidup.
Tentang individu-individu hebat yang menginspirasi.
Tapi, aku tak bisa bekerja sendirian.
Tolong bantu…. yuk kita bersama-sama mengisi timeline kita dengan hal-hal yang positif, gembira, optimistis, saling memaafkan… saling dukung….
Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kebencian dan dengki….
Masih tertarik menulis topik politik dan agama? Bagus, teruskan saja… Tapi, sejukkan narasinya. Pilih sudut pandang positif.
Negeri ini membutuhkan suasana kondusif untuk maju. Kemajuan yang akan bisa dinikmati oleh kita semua juga….
