MARI MENCEGAH KANKER

HANDRAWAN NADESUL

Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet

Dipetik dari materi Seminar “Sehat Itu Murah” – Hari Kanker Sedunia

Hari ini 4 Februari Hari Kanker Sedunia. Angka kanker di Indonesia semakin tahun kian bertambah. Deretan penyebab kanker sudah dikenali. Penyebab utamanya ternyata apa yang kita makan salah. Itu maka, karena penyebabnya sudah dikenali, kita mampu mencegahnya. Saya akan membagikan semua yang saya ketahui ihwal mencegah kanker, dengan tujuan, agar kanker tidak perlu terjadi pada kita.

Pencetus kanker kita istilahkan sebagai carcinogen. Zat atau bahan kimia yang mencetuskan kanker kita sebut carcinogenic. Ini musuh yang perlu kita jauhi kalau kanker tak sampai perlu hadir pada tubuh kita. Dan itu bisa kita lakukan.

Carcinogenic ada di mana-mana, berupa kimiawi dan fisis di alam, selain banyak dalam menu harian kita, terlebih jajanan, menu olahan dan menu restoran. Zat tambahan dalam makanan (food additive) itu yang perlu kita singkirkan,seberapa bisa tidak hadir dalam menu harian kita. Karena kalau ia hadir, sel berubah sifat dari normal menjadi ganas. Sel yang menjadi ganas ini yang dimaksudkan sebagai kanker. 

DNA (pembawa sifat) dalam sel oleh pengaruh carcinogenic berubah menjadi calon sel kanker (proto-oncogenic) lalu menjadi activated-oncogenic sebelum akhirnya menjadi sel kanker. Itu maka muasal sebutan bagi keahlian dalam kanker disebut oncolog yang menguasai ilmu kanker atau oncology.

Carcinogenic di alam berupa sinar ultramerah matahari, sedang yang buatan manusia mercury, radiasi, asbes, benzene, bahan plastik, selain banyak dalam industri makanan. Itu maka hendaknya tidak memilih menu olahan, melainkan menu alami. Pop corn, kripik (karbohidrat apa pun yang dipanaskan dengan panas dan tekanan tinggi bisa bersifat carcinogenic), salmon budidaya, terigu, gula pasir, dan semua daging olahan (sosis, burger, ham) karena memakai bermacam-macam zat kimia (food additive) yang tidak semua aman bagi tubuh. Mi instan ada yang memakai pengawet TBHQ (tertiary-butyl-hydroquinone), maka mi ini jangan dipilih. Di Korea ada mi instan memakai benzopirene yang juga carcinogenic. 

Di kita, keamanan pangan (food safety) kurang terjaga melihat masih banyak sambal dan saos tomat, sirop, kecap, kerupuk, lipstik, memakai pewarna tekstil rhodamine-B atau methylene-yellow yang carcinogenic, baso, tahu, mi, ikan laut yang memakai pengawet formalin, borax, yang sama tidak aman, selain kosmetik lain yang mengandung mercury, ikan asin sendiri mengandung nitrosamine yang carcinogenic. Pemanis buatan (sweetener) aspartam dan sacharin mungkin masih ada yang memakai dalam permen dan biskuit, lemak trans dalam semua jajanan pabrikan. Apel impor mungkin ada zat kimia lilin pada kulitnya, semua makanan diasap sama buruknya, barbeque (dioxin), selain pemakaian bahan plastik tertentu untuk kemasan kuah panas.

Pernah mendengar bahan pangan GMO (genetic modifying organism), pangan yang direkayasa genetik, di mana-mana negara dijual dengan diberi label GMO untuk melindungi konsumen. Di kita beredar tanpa kita tahu kalau itu produk GMO. Padahal mengkonsumsi produk GMO ada laporan berpotentsi mencetuskan kanker juga. Sayur dan buah GMO ditandingi oleh produk organik, maka orang memilih produk organik yang lebih aman karena alami tanpa pupuk dan pestisida. Bahwa sayur yang menyehatkan itu berukuran kecil seperti kodratnya, yang mungkin dimakan ulat berarti tanpa pestisida, bukan yang besar dan mulus sebab diubah sifat genetiknya, dan diberi pupuk kimia pula. 

Bahwa tubuh manusia sekarang ini sudah dibuat “bingung” oleh makanan yang asing baginya karena berubah sifat kimia dan genetiknya. Itu pula yang menambah angka penyakit metabolik. Tubuh menjadi sakit sebab dimasuki zat kimia dalam makanan selain sifat genetik makanan yang sudah diubah tidak akrab lagi dengan kodrat sel tubuh.

Hal lain karena cara kita makan melawan kodrat yang tubuh minta. Pilihan menu kita tidak bersesuaian dengan yang tubuh butuhkan. Menu seimbang itu (balance diet) karbohidrat tigaperlima dari porsi makan harian, seperempat porsi dari protein (nabati dan hewani), sisanya sepertujuh dari lemak. Tapi menu orang sekarang sudah terbalik-balik, dagingnya (protein hewani) yang diminta tubuh cukup seperdelapan dari total kalori, menjadi berlipat kali lebih banyak kalau memilih bistik, atau barbeque. Kelebihan daging dan lemak harian bikin kanker (Buku The China Study). Misalkan, wanita dengan bibit kanker payudara dan laki-laki dengan bibit kanker prostat, kankernya muncul bila konsumsi daging dan lemak hariannya lebih banyak. Kanker tidak muncul bila membatasi daging dan lemak, rutin bergerak badan, dan berat badan dipertahankan ideal. 

Kenapa harus bergerak badan? Karena kanker takut kalau sel kecukupan oksigen, dan kanker subur kalau sel kekurangan oksigen. Sel kekurangan oksigen, enzim pernapasan dalam sel rusak, sel memproduksi energi dengan fermentasi gula. Makin banyak asupan gula, makin subur sel kankernya. Maka gula perlu dibatasi, dan gerak badan ditambah supaya asupan oksigen tubuh meningkat, selain berat badan harus ideal , karena bila kegemukan, sel kanker lebih cepat berkembang.

Daging selain dibatasi cukup sepotong saja (80 Gram) bukan 3 ons seperti dalam bistik, lemak secukupnya, selain semua daging olahan dijauhi (Imbauan WHO 4 tahun lalu), ini cara ampuh mencegah kanker agar tidak menimpa tubuh kita. Kebanyakan makan daging bikin tubuh bersuasana asam (pH kurang dari 7,0). Dalam suasana tubuh asam, sel kanker subur berkembang.

Kita tahu daging lebih sukar dicerna dibanding sayur dan buah, karena daging butuh enzim lebih banyak untuk mencernanya. Tubuh kita makin tua makin kekurangan enzim, maka daging yang kita konsumsi belum tentu tercerna sempurna, lalu menjadi bahan racun di usus. Terlebih kalau cara olah daging terlalu cepat dengan api besar (chinese food) inilah sifat menu daging yang tidak menyehatkan itu. 

Tapi tubuh tetap perlu protein hewani, tak cukup protein nabati dari tempe tahu belaka, karena kekebalan tubuh butuh 1,2 Gram/Kg berat badan/hari protein hewani untuk memproduksi zat kekebalan tubuh (immune system). Kita tahu kanker menyerang bila kekebalan tubuh melemah. Itu sebab mengapa makin bertambah umur, makin menurun kekebalan tubuh, maka kanker banyak menyerang usia lanjut. Meningkatkan kekebalan tubuh, kiat melawan kejadian kanker pada kelompok usia lanjut.

Jauhkan gula pasir dan tukar dengan gula merah (brown sugar) karena gula pasir dinilai lebih jahat dari lemak. Gula pasir makanan kesukaan sel kanker. Gula pasir di dalam tubuh bersenyawa dengan protein membentuk AGE (advanced glycosylated endproduct) yang menempel pada sel tubuh, bikin sel cepat menua, selain kekebalan jadi menurun. Air tebu sebagai bahan pembuat kristal gula pasir tentu menyehatkan, sebagaimana halnya gandum pembuat terigu. Proses membuat kristal gula pasir dan terigu itu yang membuat keduanya tidak menyehatkan.

Faktor stres jangan diabaikan, karena hormon stres (cortisol dan adrenalin) menurunkan kekebalan tubuh. DNA sel rusak, dan bila tidak diimbangi dengan DNA repair, sel berubah sifat menjadi sel kanker. Meditasi dan yoga mengendurkan stressor, dan meredam pikiran negatif (iri dengki kuatir cemas) mereda, sehingga kekebalan tubuh bisa meningkat.

Faktor kurang tidur berpengaruh pula terhadap kejadian kanker. Racun dalam tubuh interleukin-6 (IL-6) menumpuk, selain tumor necrosis factor-alfa (TNF Alpha), C-reative proten (CRP) juga meningkat. Pada saat yang sama proses detoxification alami tubuh tidak sempurna kalau kurang tidur, sehingga racun tambah menumpuk dalam tubuh. Selain itu tidur yang tidak berkualitas karena kekurangan tidur lelap fase REM (rapid eye-movement) sehingga kekebalan tubuh bisa menurun juga, sel kekebalan T-cell menurun. 

Kekebalan tubuh yang menurun diatasi dengan asupan menu seimbang, hentikan emosi negatif dan beban stressor, selain menu harian serba lengkap. 

Kekeliruan paling sering terjadi, makin tua makin mengurangi porsi makan, selain ikut berkurang pula lauk pauknya, sehingga tubuh terancam kekurangan gizi. Porsi makan memang perlu dikurangi seiring bertambahnya umur, namun lauk-pauknya harus tetap lengkap tidak dikurangi supaya tidak kekurangan gizi (“hidden hunger”). 

Untuk tetap bugar perlu 45 nutrient atau zat gizi, yang harus dicukupi dari menu harian yang selalu perlu beragam. Belum tentu  cukup dari menu harian. Oleh karena hanya mengandalkan menu harian pasti tidak memadai kecukupan nutrient, maka perlu tambahan vitamin-mineral (Linus Pauling Institute). Untuk membangun kekebalan tubuh juga memerlukan asupan vitamin dan mineral yang memadai.

Baik Sekolah Kedokteran Harvard maupun John Hopkins menyusun bagaimana upaya mencegah kanker, yang sebagian sudah diungkap diatas. Bahwa sebagian besar lantaran kita salah memilih gaya hidup: keliru dalam pilihan menu, kurang gerak (sedentary lifestyle), kurang pengetahuan menjauhi carcinogenic, kurang berupaya mencegah infeksi virus papiloma penyebab kanker leher rahim, dan virus hati hepatitis B dan C, selain HIV yang bisa menekan kekebalan tubuh. Satu yang perlu diingat, perlunya kecukupan vitamin D yang juga tidak bisa diandalkan hanya dari menu harian. Peran vitamin D dalam mencegah kanker besar sekali, khususnya kanker prostat dan usus besar.

Ihwal tambahan semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh termasuk kebutuhan enzim yang puluhan jenis ikut menentukan kekebalan tubuh. Hanya bila enzim tubuh lengkap, akan mampu menghancurkan dinding sel kanker. Sumber enzim banyak terkandung dalam sayur mayur dan bebuahan, maka sesuai kodrat tubuh, kita perlu mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah, selain membatasi minum susu, karena enzim pemecah susu sudah tiada lagi pada usus orang dewasa. Kalau enzim pemecah susu sudah tidak cukup lagi, susu tidak tercerna sempurna lalu akan berubah menjadi zat mucus yang tidak menyehatkan, kalau bukan sebagai pencetus kanker usus besar.

Ada orang yang berisiko kanker. Bagi yang berbakat kanker, yakni mereka yang punya turunan kanker dan dalam tubuhnya membawa bibit kanker (John Hopkins beranggapan semua orang membawa bibit kanker). Tapi walau ada bibit kanker, kanker belum tentu muncul apabila gaya hidup yang kita pilih tepat, termasuk apa yang kita makan. 

Bila ayah ibu atau kakek nenek, atau ada saudara kandung yang kanker, besar kemungkinan kita tergolong berisiko kanker. Kelompok berisiko kanker ini perlu lebih waspada. Maka perlu rutin periksa tumor marker (penanda tumor) dari darah. Hampir semua jenis kanker bisa dideteksi dengan tumor marker masing-masing jenis kanker. Teknologi kedokteran terus berkembang sehingga adanya kanker kini sudah bisa diendus dari pemeriksaan air liur (dengan teknik next gene sequency), dan yang lebih mutakhir pemeriksan tes Genomic, memotret genetik tubuh dan menemukan ada tidaknya sel kanker yang sudah bisa dikerjakan juga di Indonesia.

Lebih baik mengenali kanker semasih dini. Namun bila sudah telanjur kena pun sekarang terapi kanker sudah semakin berkembang. Selain operasi, radiasi, dan chemotherapy, sekarang dengan meningkatkan kekebalan tubuh (Immunotherapy) yang digagas oleh peraih Nobel Kedokteran 2018 lalu Prof James P Allison dan Prof Tasuku Honjo, harapan menyembuhkan kanker semakin terbuka lebar, bahkan yang sudah stadium lanjut sekalipun.

Semoga kita semua terbebas dari kemungkinan terkena kanker, karena sekali lagi seminar saya “Sehat Itu Murah” membagikan juga kiat bagaimana supaya kita mampu membatalkan atau menggagalkan setiap kemungkinan jatuh sakit, termasuk risiko terkena kanker.

Salam sehat,

Dr. HANDRAWAN NADESUL

Avatar photo

About Handawan Nadesul

Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet