Seide.id – Terus terang saya bukanlah picky eater. Bukan pula penggila makanan tertentu yang akan bela-belain untuk cari makanan favorit tersebut di mana pun berada. Buat saya semua makanan itu enak dan sangat enak. Sesederhana itu.
Nyidam Tahu Pong
Makanya harap dimaklumi kalau saya justru baru tahu ada gerai martabak istimewa di kota Philadelphia dalam perjalanan ke Washington DC 1,5 tahun lalu. Ceritanya, dalam perjalanan wisata keluarga, tetiba anakku “nyidam” pengen tahu pong dan martabak. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Nak mantu segera merespons dengan langsung search gerai yang dimaksud. Kami pun menepi di rest area agar bisa langsung memesannya melalui telepon. Itulah yang dianjurkan karena khawatir jika langsung datang akan lama menunggu. Posisi kami saat itu kira-kira masih 2 jam perjalanan jauhnya dari alamat gerai mereka, yakni di 1801 Washington Avenue, Unit D, Philadelphia 19146.
Begitu memasuki kota dengan singkatan PA yang relatif jauh lebih kecil dan sepi dibanding NYC, sampailah kami di kedai martabak OK. Pesanan kami sudah disiapkan langsung oleh pemilik sekaligus pengelolanya, Berry dan Beddy, dua besaudara asal Bandung.
Citarasanya? Wooooow…memang luar biasa! Betul-betul menggugah selera. Persis sama dengan martabak-martabak istimewa yang pernah kami rasakan di Tanah Air. Atau barangkali malah lebih istimewa dengan variannya yang lumayan banyak. Dari martabak original series, red velvet, coffee series, pandan, taro, dan black forest series. Masing-masing series pun ada banyak lagi ragamnya.
Makin Kangen Tanah Air
Untungnya saat itu belum ada pandemi. Pembelinya lumayan banyak. Gerainya memang tak terlalu besar, hanya ada beberapa meja di dalamnya. Makin luas propertinya tentu semakin besar pula uang sewa yang harus diperhitungkan dalam biaya produksi. Makanya, kami segera tahu diri untuk menikmati pesanan di mobil yang terparkir di depan gerai.
Kehangatan tahu pong, martabak telur dengan anake cocolan sambal maupun martabak manis seri original, jelas-jelas bikin kami semakin merem-melek merindukan nikmatnya kuliner Tanah Air. Tentu saja setelah ijin untuk foto-foto sejenak bernarsis-ria di dalam kedai.
Soal harga jual di kisaran 14-25$ per porsi tentu saja jangan disamaratakan dengan harga jajanan serupa di kota-kota di Indonesia. Wajarlah harganya menyesuaikan harga beli bahan-bahan baku di sana yang memang pendapatan per kapitanya jauh di atas penduduk Indonesia.
Secara pribadi saya sungguh menaruh hormat sekali beri acungan jempol pada anak-anak muda yang berani merantau ke negri orang lalu merintis bisnis yang kini akhirnya berbuah manis.
Puspayanti (foto-foto: Puspayanti)