Seide.id – Perkembangan agama Islam di Nusantara sampai ke daerah paling timur Indonesia yaitu Papua. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan masjid di sana, sebagai pusat dakwah Islam, yaitu Masjid Tua Patimburak.
Masjid Tua Patimburak, yang memiliki nama asli Masjid Al-Yasin, merupakan sebuah masjid bersejarah yang terletak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Manuskrip-manuskrip kuno di Jazirah Onin (Ptimunin – Fakfak) menyebutkan bahwa agama Islam masuk di Fakfak pada 1606 melalui proses penyebarluasan kekuasaan Sultan Bacan dari Tidore, yang menyebabkan tokoh-tokoh masyarakat di Fakfak langsung memeluk agama Islam.
Pendiri Masjid Tua Patimburak
Masjid Tua Patimburak didirikan pada 1870 oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian. Pada masa penjajahan, masjid itu bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid itu.
Filosofi “Tiga Batu Satu Tungku” di Fakfak
Filosofi “Tiga Batu Satu Tungku” merupakan lambang tiga agama besar di Kabupaten Fakfak, yang hidup berdampingan, yakni Islam, Kristen/Protestan, dan Katolik.
Ketiga batu tersebut menjadi satu tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.
Arsitektur Masjid Tua Patimburak
Masjid Tua Patimburak memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur Belanda dan Jawa yang sangat kental. Hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa, ventilasi masjid juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding masjid seperti bangunan kolonial.