Sebagai lulusan internasional, Maura mendapat kesempatan bekerja selama satu tahun di Amerika Serikat, melalui program Optional Practical Training atau OPT. Ia lalu mendapat pekerjaan di perusahaan periklanan dan marketing di bidang kesehatan, Digitas Health, sebagai copywriter.
Di Digitas Health inilah ia bertemu dengan Allie Phelan, yang berprofesi sebagai art director. Menurut Allie, Maura adalah rekan kerja yang sangat baik, teliti dan kreatif.
“(Maura) sangat detail. Punya kemampuan itu dalam diri seorang penuli yang bekerja di bidang berorientasi pada detail, dan memiliki (kemampuan itu) dalam diri seorang penulis, khususnya yang bekerja di indutri farmasi sangat penting,” kata Allie Phelan.
Namun, ternyata bekerja di bidang kesehatan bukanlah yang Maura inginkan.
“Tapi aku lumayan cepat belajar kalau advertising di bidang kesehatan itu bukan passion aku, karena lumayan restrictive. Lumayan enggak banyak area untuk kreatifnya, karena banyak peraturannya,” cerita Maura.
Kini, Maura bekerja sebagai copyrwriter di bidang periklanan untuk dua perusahaan, yaitu Digitas dan Groupe Connect, dimana ia memegang beberapa klien besar seperti Lenovo dan Bank of America.
Sebagai copywriter, tak jarang ia mengalami tantangan ‘writer’s block’ yang membuat pikirannya buntu.
“Nulis apa ya? Dan udah duduk di depan komputer kayak 3 jam, tapi enggak keluar apa-apa,” ujarnya.
Untuk mengatasinya, Maura memilih untuk meninggalkan komputer dan melakukan kegiatan lain. Salah satunya meneliti bidang yang sedang ia tulis lebih dalam lagi.
“Kita enggak perlu nulis dan kreasi untuk selalu produktif. Kita juga bisa kepo melihat karya-karya lain atau research tentang bidang itu dan itu juga masuk ke otak kan. Menurut aku kalau kita lebih realistik dan lebih simpati dengan diri sendiri, pada ujungnya akan lebih produktif,” katanya.
“Menjadi Orang Yang Lebih Baik”
Di umurnya yang ke-23 tahun, Maura memang sudah sering berpindah bidang. Hingga kini, ia sudah pernah mendalami dunia tari, wushu, jurnalistik, film, dan periklanan. Menurutnya, ini adalah caranya untuk bereksperimen dan berkembang.
“Sebetulnya semua anak-anak saya upayakan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan. Walau pun mungkin saat itu mereka belum tahu apakah kegiatan itu nanti akan menjadi goal akhirnya, tapi saya perkenalkan dengan berbagai macam,” cerita Luki Ariani.
Maura pun sangat berterima kasih kepada orang tuanya yang selalu mendukung jalan hidupnya.
“Mereka sangat (terbuka) dengan perjuangan aku dan jalan hidup aku dalam mencari passion aku itu apa. Yang penting (berhenti di bidang tertentu) itu bukan semacam selesai gitu, tapi lebih ke redirection di karir aku,” jelasnya.
Maura mengatakan tidak perlu tertekan “untuk menjalani satu jalur hidup.” Ia pun selalu menerima jika ada kesalahan yang ia lakukan.
“Yang penting kita mengambil pelajaran dari itu, ya kan? Supaya kita bisa berubah dan (berkembang) untuk menjadi orang yang lebih baik. Terus, kejar apa pun yang bikin kamu paling senang,” ujarnya.
Menurut Maura, mimpi orang bisa berubah-ubah. Baginya yang terpenting adalah melakukan apa yang membuatnya bahagia dan fokus di titiknya saat ini. Tak lupa ia berpesan untuk selalu berempati.
“Empati dengan diri sendiri di masa depan, tapi empati juga dengan diri sendiri di masa lalu. Itu yang bikin aku selalu maju,” pungkasnya. - VoAnews/dms.