Meledak-ledak di Tempat Umum, Ada Apa dengan Validasi Emosi?

Meledak-ledak di Tempat Umum, Ada Apa dengan Validasi Emosi?

Tulisan Pengasuhan tentang Memvalidasi Emosi (Bagian 1)

Tulisan berikut saya bagi ke dalam dua bagian, untuk memahami lebih jelas tentang memvalidasi emosi, perasaan, response, reaksi dan segala hal yang berhubungan dengan itu.

Tulisan ini merupakan hasil refleksi diri saya sebagai orang tua. Mudah-mudahan menjadi bahan renungan kita bersama bahwa setiap manusia perlu diakui dan diterima. Hal ini penting mengingat sebab banyak masalah mengekspresikan diri, seperti tindakan emosional yang berujung kekerasan, dan atau mengakhiri hidup di usia muda, saya asumsikan salah satunya, karena kurang adanya pengertian dan penerimaan orang sekitar.

Mari kita belajar bersama.

Si sulung pulang sekolah dalam kondisi menangis. Sebagai Ibu, kita tahu sebagai anak perempuan, dia begitu keras hati, dan jarang menangis. Kita berasumsi ada sesuatu yang terjadi, apapun itu.

Bila kita diberi pilihan ucapan kepadanya, yang manakah pilihan Anda?

A. Kenapa, Kak … nggak biasanya deh Kakak nangis!

B. Bad day? Nanti kalau udah bisa cerita, cari Ibu ya.

Perhatikan pilihan tersebut. Keduanya benar menunjukkan sebagai orang tua kita perhatian, tak ada yang salah. Hanya saja … pilihan pertama mengemukakan keingintahuan dan bukti kita peduli kepadanya. Namun, pilihan kedua menunjukkan kita memberi dia waktu melalui kesedihannya.

Mau menebak reaksi anaknya juga? Untuk anak yang cukup terbuka dan ceplas ceplos, pertanyaan pertama akan mendorongnya seketika bercerita panjang lebar.

“Iya, Bu. Tadi aku dstnya  …”

SELANJUTNYA: Anak yang lebih pendiam……

Avatar photo

About Ivy Sudjana

Blogger, Penulis, Pedagog, mantan Guru BK dan fasilitator Kesehatan dan Reproduksi, Lulusan IKIP Jakarta Program Bimbingan Konseling, Penerima Penghargaan acara Depdikbud Cerdas Berkarakter, tinggal di Yogyakarta