Oleh DIMAS SUPRIYANTO
SUNGGUH sangat baik jika Anda memiliki pengetahuan lengkap tentang mobil dan otomotif pada umumnya. Tapi yang lebih penting adalah perilaku Anda saat membawa kendaraan di jalan.
Menarik juga kalau Anda paham cara kerja smartphone dan komputer – seluk beluk teknologi digital – tapi nilai kepribadian Anda yang utama terlihat dari perilaku Anda di dunia maya dan media sosial.
Demikianlah juga dalam ilmu hukum dan agama. Pengetahuan Anda akan ilmu hukum dan ilmu agama Anda yang mendalam dan tinggi – dengan segala kompleksitasnya – pada akhirnya akan tersimpulkan oleh perilaku Anda pada sesama. Attitude, moralitas dan akhlak Anda lebih utama. Apa pun agama Anda.
Anda punya nurani dan akan terpanggil olehnya.
Mobil, motor, smartphone, ilmu hukum dan agama memiliki persamaan : kompleksitas. Kerumitan. Dan benda benda dan agama itu cuma sarana. Tanpa itu semua kita sebagai manusia tetap hidup.
Ribuan tahun lalu, manusia hidup berkembang tanpa mobil, motor, smartphone, tanpa hukum positif dan tanpa agama.
Saat ini orang yang memahami kompleksitas merasa diri berbeda, lebih berkelas, bergengsi, bisa menikmati semua fasilitas dan kelebihannya. Punya kasta. Beda level dengan awam.
Akan tetapi pemilik dan penggunanya sering lupa pada hal pokok: apa yang Anda lakukan dengan benda benda itu dan agama itu akan nampak dari bagaimana Anda memperlakukannya kepada orang lain.
Seorang pembalap hanya beradu balap di sirkuit. Pembalap sejati tidak ngebut di jalan rada dan beradu cepat dengan pengemudi awam.
Banyak orang sengaja menggunakan nama samaran di media sosial untuk mem-bully netizen lain.
Para pengacara yang paham hukum menggunakan ilmu hukum untuk mengakali warga awam dan buta hukum.
Para pendakwah agama yang merasa ilmu agamannya banyak – merasa bebas mengkafir kafirkan mereka yang beda paham.
Memahami alat alat dan ilmu hukum dan agamanya, untuk memperdaya dan melemahkan serta merendahkan orang lain. Atau sebaliknya, menggunakan sarana dan alat juga agama untuk menolong sesama adalah kejahatan dan tidak bermoral .
Kalau Anda belum bisa berlaku baik dan mulia dengan alat alat, pengetahuan hukum dan agama yang Anda tekuni, setidak jangan menjahati dan menyakiti orang lain atas penguasaan kompleksitas dan kebenaran subyektif anda.
Kata Mbah Google : Don’t be Evil; jangan jadi setan. Jangan berlaku jahat.
Selamat berakhir pekan. ***