Foto : Buku Ki Ageng Suryomentaram ( Yayasan Idayu )
Seide.id – Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki keinginan yang beraneka ragam.
Keinginan tersebut sebisa mungkin ingin mereka wujudkan. Padahal manusia sendiri memiliki kapasitas yang tidak memungkinkan untuk mewujudkan seluruh keinginan itu.
Keinginan manusia dalam pandangan ahli spiritual Jawa, yaitu Ki Ageng Suryamentaram bersifat dinamis. Dalam bahasa Jawa keinginan tersebut mengalami mulur-mungkret.
Apa itu ‘Mulur-Mungkret’?
Mulur artinya memanjang, sedangkan mungkret artinya memendek. Keinginan manusia akan mulur, jika sudah memenuhi kebutuhan dasar hidupnya seperti sandang, pangan dan papan.
Di lain sisi, keinginan manusia akan sesuatu yang besar akan mungkret, jika tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Keinginan dalam skala besar menurut Ki Ageng Suryomentaram dikategorikan pada 3 hal, yaitu Semat, Drajat dan Keramat.
Semat dimaknai sebagai kekayaan.
Drajat dimaknai sebagai keluhuran atau kemuliaan. Dan Kramat dimaknai sebagai kekuasaan.
Ki Ageng Suryamentaram berpendapat, jika kesenangan manusia atas kemampuan untuk memenuhi keinginannya maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan. Mereka akan menciptakan keinginan lain demi mencapai kesenangan berdasarkan standar keinginan manusia.
Pengelolaan keinginan manusia yang mulur-mungkret
Untuk mengelola mulur-mungkretnya keinginan manusia, salah satu solusinya adalah mengimplementasikan ilmu Kawruh Begja dari Ki Ageng Suryomentaram, dan dibukukan pada tahun 1931.
Ilmu Kawruh Begja adalah ilmu yang bertujuan untuk merenungkan hakikat hidup manusia agar memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.
Ilmu yang berisi tentang berbagai ajaran moral, salah satunya yaitu Aja Dumeh yang dimaknai sebagai anjuran untuk tidak bersikap angkuh dan menganggap remeh orang lain. Karena di hadapan Tuhan, manusia itu memiliki kedudukan yang sama.
Berdasarkan pemaparan Ki Ageng Suryomentaram, diharapkan manusia bisa mengambil hikmah dalam mengelola keinginannya yang beragam itu.
Mangsi, Flora yang Mirip Cairan Tinta