Foto : StockSnap/Pixabay
Tentang pengalaman relasi cinta dua insan, pria dan wanita, laki-laki dan perempuan adalah hal yang kodrati. Manusia harus berkembang biak melanjutkan generasi, dan secara alamiah berasal dari relasi perkawinan sepasang insan.
Namun, memberi makna relasi cinta perkawinan dan merawat hubungan cinta itu tidak semulus wkondahan kata-kata. Ada kiat, perlu saling menerima apa adanya untuk saling melengkapi karena saling membutuhkan. Sastrawan Sapardi Djoko Damono menulis pesan, “Aku ingin mencintaimu secara sederhana”. Lalu, kurenungkan ungkapan kalimat bermakna itu, dan hasilkan dua sajak: Air dan Cangkir Putih dan Aku – Kau; Kita
1. Air dan Cangkir Putih
Putih sahaja wadahku
Kutulis judul jiwaku
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”
Lalu
Kutuang dalam wajahku
Kualirkan dalam jemariku
Kuhembus dalam kataku
“Ini aku apa adanya
Hanya air putih kasihku
Menyatu dalam cangkir putih cintaku’
Kupersembahkan untukmu
sepanjang nafasku
Kudamba segarkan dahagamu
Kurindu mengalir dalam sanubarimu
2. Aku – Kau: Kita
Kukemas jiwa ragaku
kubentuk wadah cintaku
Kubawa padamu
Apa adanya diriku
Menyatu dengan cintamu
Kuyakin engkau tahu
Kupercaya engkau mau
Mengisi wadah cintaku
dengan aneka kreasi mu
dengan wujud cintamu
dengan apa adanya dirimu
Entah air putih jiwamu
Entah wedang jahe hangatmu
Entah kopi pikiranmu
Entah teh perasaanmu
Entah susu jemarimu
Entah madu romantikamu
Lalu
kita nikmati bersama
dalam nafas dinamika
dalam detak makna waktu
menyusuri jalan rindu
mengalun seperti lagu
indah bagaikan lukisan
menari dalam angin
“Aku dan kau
menjadi
Kita
Saling mencintai
Apa adanya,
Sederhana”
Simply da Flores Harmony Institute