Memaknai Hidup Lewat Syair Lagu Ebiet G Ade

Perjalanan panjang seorang Ebiet G Ade, hingga menuai sukses lewat karya lagunya, adalah suatu perjuangan yang tidak ringan. Ia memulai dari bawah, perpaduan syairnya yang benar matang dan menukik pada hakiki hidup itu mampu menjiwai setiap pendengarnya.

Coba simak karya Ebit, Masih Ada Waktu, yang setidaknya bisa menjadi bekal kehidupan, begitu jauh ia mengorek makna hidup yang dalam.

Bila masih mungkin kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi
Kita pasti ingat tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mari heningkan cipta
Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
Kepada rumput ilalang kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatan-Nya
Sampai kapankah gerangan waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah segeralah bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
Kepada rumput ilalang kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba meminjam catatan-Nya

Adalah suatu keniscayaan, bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Masih banyak waktu untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Sebagai seorang hamba Ebiet bertanya kepada Yang Maha Kuasa “kita pasti ingat tragedi yang memilukan – kenapa harus mereka yang terpilih menghadap (mengalami)”. Dengan lapang dada ia menjawab sendiri “tentu ada hikmah yang harus kita petik, atas nama jiwa mari heningkan cipta”. Adalah sesuatu syair yang tidak mudah dibuat, bila ia tidak mengalami atau turut merasakan, itulah kelebihan seorang Ebiet yang terasah oleh perjalanan suka duka saat ia memulai kariernya dari Jogja.

Bagi orang awam adalah syah saja, jika ada yang mengatakan, bahwa lagu “Masih Ada Waktu” ini Jogja banget. Karena banyak seniman yang menjalani kariernya dari Jogja, dan hidup dalam suasana kekeluargaan yang akrab.

Menuju reffrain dan ending dari lagunya (ejakulasi lirik lagunya), Ebiet mengajari kita untuk terus bersyukur, karena kita masih diberi waktu. Semua karena kasih-Nya, kita masih bertemu matahari, dianugerahi nafas kehidupan. Kepada ilalang dan bintang gemintang kita belajar dari catatan perjalanan hidup yang bijak.

Itulah perjalanan yang ditorehkan oleh Ebiet yang banyak manfaatnya dalam hidup ini. Dan akhirnya, ia mengajak kita untuk segera bersujud, karena masih diberi kesempatan dan waktu. Semua itu tentu tidak terlepas dari kepiawaian alm Billy J Budiardjo dalam meramu orchestrasi musik yang nyaris terpadu sempurna dengan syair dan notasi karya Ebiet G Ade, “Masih Ada Waktu”.

Selamat jalan mas Billy J Budiardjo yang baik hati, Tuhan menyiapkan surga untukmu… (riz)

Gugur Gunung, Lagu Jawa untuk Membangun Jiwa Pancasila

Avatar photo

About Ririz Seno

Pemerhati budaya dan seni, praktisi musik, chemical engineer.