Membaca ‘Ekspresi’ Bayi Saat Minum Asi

Seide.id- Harus diingat, tujuan makan bukanlah semata-mata untuk mengisi perut. Melainkan juga mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh, menyediakan energi untuk beraktivitas, pemulihan sehabis sembuh dari sakit, serta mendidik anak mengenali kegunaan makanan bagi proses tumbuh kembangnya.

Itulah mengapa, proses pembelajaran harus dimulai begitu bayi baru lahir dengan memberikan ASI. Sekalipun air susu si ibu belum keluar. Toh, setiap bayi normal memiliki refleks mengisap dan menelan. Kecuali pada bayi-bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yakni di bawah 2.500 gram, refleks mengisapnya memang lambat, hingga cenderung malas menyusu.

Sementara parameter tercukupI atau tidaknya  kebutuhan akan asupan makanan bisa dilihat dari kenaikan berat badannya tiap bulan. Dalam trimester pertama, contohnya, penambahan berat badan berkisar antara 750-1.500 gram setiap bulan.

Sedangkan untuk bulan-bulan berikutnya, angka penambahan berat badan kian tipis, tak sebanyak di bulan-bulan awal. Bila tak naik, harus segera dievaluasi, cukupkah asupan makanannya ataukah ada gangguan dan penyakit tertentu.

Inilah yang mengharuskan ibu untuk tertib mengajak bayinya untuk kontrol berat badan dan tinggi badan si kecil setiap bulan selama setahun pertama, di luar jadwal imunisasi wajibnya.

Untuk mengetahui apakah si kecil sudah atau belum puas menyusu, kita bisa melihat dari ekspresi dan bahasa tubuhnya. Biasanya kalau sudah kenyang, bayi akan melepas puting susu si ibu dengan sendirinya tanpa rewel ataupun dipaksa.

Jadi, sekalipun si kecil sudah lama menyusu sampai ibunya pegal, jangan pernah melepasnya dengan paksa. Ingat, dengan menyusu, bayi memperoleh rasa aman dan nyaman yang amat ia butuhkan sebagai bekal pembentukan rasa percaya dirinya dan kepercayaan terhadap lingkungan terdekatnya.

Idealnya, susui si kecil selama 10-15 menit untuk setiap payudara. Namun jika si kecil kelihatan masih lapar/haus, dan ingin menyusu lagi, tetaplah terus menyusuinya sekalipun sudah lewat 15 menit. Toh, hitungan waktu bukan patokan mutlak. Kalau si kecil masih terlihat belum puas, berarti kebutuhannya memang belum tercukupi.

Jika payudara sudah terasa kosong sementara si kecil masih mau menyusu, tak ada salahnya memberikan susu formula yang sesuai. Biasanya dengan takaran 30-60 cc setiap 2-3 jam sekali . Takaran ini akan bertambah besar seiring dengan pertambahan usianya.

Tapi jangan sekali-kali mengubah takaran yang tertera dengan membuatkan susu sedemikian kental hanya agar si kecil cepat kenyang. Salah kaprah semacam ini malah akan membuat bayi berisiko mengalami diare. Atau bahkan sebaliknya, susah buang air besar hingga akhirnya si kecil kesakitan dan jadi rewel.

Jangan pula berhenti menyusui hanya karena si kecil sudah mendapat tambahan susu formula. ASI harus tetap diberikan mengingat kekebalan tubuh hanya didapat dari ASI. Selain itu, isapan bayi juga amat penting bagi kelancaran produk ASI. Kalau dihentikan pemberiannya, produk ASI akan menurun dan akhirnya tak ada sama sekali. (Puspayanti )

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.