Membaca Hasil Test Torch (1)

Sedie.id- Jangan mengambil kesimpulan sendiri karena bisa salah interpretasi. Biarkan dokter yang menyimpulkan hasilnya.

Seorang rekan tengah hamil 14 minggu. Sewaktu usia kehamilannya 11 minggu ia dianjurkan dokter menjalani tes infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Infections, Rubella, Cytomegalovirus CMV, and herpes simplex virus HSV). Seminggu kemudian hasilnya keluar: IgG untuk tokso dan rubella positif, sedangkan IgM negatif.

Hasil pemeriksaan tersebut membuatnya panik. Ia amat mencemaskan kondisi janinnya. Padahal dia sendiri tidak tahu pasti apa itu perbedaan antara IgG dan IgM. Kata dokter yang menangani kehamilannya, si ibu hamil tak perlu kelewat khawatir karena IgG untuk tokso maupun rubella yang positif masih bisa diobati dengan antibiotik. Benarkah demikian?

Pemeriksaan Serum Darah

Sebagian besar kasus toksoplasmosis sayangnya memang tidak menunjukkan gejala klinis. Saat ini satu-satunya cara untuk menentukan apakah seorang ibu hamil terinfeksi atau tidak adalah dengan pemeriksaan serum darah.

Hasil pemeriksaan akan menunjukkan ada tidaknya parasit bernama Toxoplasma gondii. Pada dasarnya tubuh akan bereaksi terhadap setiap kuman yang masuk dan menyebabkan infeksi. Yakni dengan membentuk sistem pertahanan tubuh.

Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi terhadap masuknya makhluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini dalam waktu relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi IgM akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi dan mencapai puncak pada satu bulan, kemudian mengalami penurunan.

Pada beberapa individu, IgM dapat tetap terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun secara perlahan-lahan IgM ini akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian. IgM ini bisa timbul lagi bila yang bersangkutan terinfeksi kembali.

Tergantung Kondisi

Kira-kira 4 minggu setelah terjadinya infeksi primer, akan terbentuk pula IgG (Immunoglobulin G). IgG ini merupakan suatu zat penangkis atau yang lebih dikenal dengan zat kekebalan tubuh. IgG ini merupakan protein dengan molekul besar.

Adanya IgG menunjukkan bahwa dalam tubuh telah terbentuk kekebalan. Jadi, bila titer/angkanya positif, berarti tubuh yang bersangkutan telah membentuk kekebalan terhadap makhluk asing penyebab infeksi.

Secara teoritis, IgG ini akan menetap dalam tubuh. Hanya saja kadarnya dapat naik dan turun sesuai kondisi kesehatan seseorang. Namun, pada kebanyakan kasus, IgG terus naik dan IgM akan menetap. IgG dan IgM yang positif menunjukkan adanya infeksi primer dimana perlu dilakukan pengobatan. Sekaligus evaluasi pada ibu yang bersangkutan maupun janinnya.

Bila IgM positif, sedangkan IgG negatif, berarti menunjukkan adanya infeksi baru. Jika pada pemeriksaan ulang, hasil IgM kemudian menjadi negatif, berarti IgM yang terdeteksi semula tidak spesifik.

Antibodi IgG yang muncul beberapa minggu setelah respons IgM akan mencapai maksimum 6 bulan kemudian. Titer yang tinggi dapat bertahan selama beberapa tahun. Namun pada akhirnya terjadi penurunan sedikit demi sedikit menunjukkan kadar yang rendah dan stabil yang mungkin bertahan seumur hidup. Jadi, perlu dicatat bahwa ibu yang pernah terinfeksi toksoplasmosis di masa lalu, titer IgG-nya tidak pernah nol maupun negatif

Puspayanti

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.