Membaca majalah yang terbit 45 tahun silam, membangkitkan kenangan lama, kepada grup lawak Kwartet Jaya, Bing Slamet dan grup musik asal Papua, Black Brothers. Juga simbol sex Hollywood, Marylin Monroe dan Briggite Bardot.
ROMANTISME Membaca majalah lawas era tahun 70-an, kali ini menampilkan majalah Variasi salah satu majalah umum yang cukup digemari oleh para pembaca. Majalah Variasi berada di bawah manajemen Kartini Group.
Majalah Variasi edisi Pebruari 1977 menampilkan seorang gadis cantik berwajah Indo, yang bernama Maxyn Leembrugger yang sering menghiasi berbagai media cetak ibukota.
Maxyn Leembrugger salah seorang model dan peragawati ibukota. Sebagai back cover menampilkan model yang berwajah cantik bernama Yanty Andi yang berpose di atas perahu yang berada di Pantai Ancol, Jakarta Utara.
Majalah Variasi juga menyajikan beberapa berita tentang para pesohor dalam dan luar negeri.
Artis cilik Adi Bing Slamet putra dari komedian ternama Bing Slamet menjadi penyelamat bagi kelompok lawak “Kwartet Jaya” pimpinan Eddy Sud, hal tersebut dikarenakan 2 personilnya yaitu Ateng dan Iskak keluar dan membuat grup lawak sendiri.
Adi Bing Slamet turut menyelamatkan Kwartet Jaya dari ambang keterpurukan, padahal sebelumnya Kwartet Jaya pernah menjadi grup lawak paling banyak penggemarnya. Kwartet Jaya beranggotakan Eddy Sud, Mang Udel, Krisbiantoro dan Adi Bing Slamet sebagai pelengkap :
Dari dunia film diperkenalkan aktris Ruth Pelupessy bintang film terkenal kelahiran Bangka, 1 September 1940. Ruth menjadi pemeran pendukung wanita terbaik pada Festival Film Indonesia~ FFI 1976 dalam film Rahasia Perawan yang disutradarai oleh Ali Shahab. Ruth dikenal selalu tampil di film-filmnya sebagai tokoh antagonis dan berperan menjadi orang jahat dan sadis.
Sedangkan aktornya diperkenalkan Hendra Cipta, aktor senior dan bintang film ibu kota siap membantu dan mendukung produser pribumi dengan film-film yang dibintanginya hal tersebut dikarenakan adanya surat keputusan Menteri Penerangan yang mengharuskan setiap importir film asing harus memproduksi film nasional.
Selanjutnya, Is Haryanto, Ade Manohutu dan Black Beothers