Seide.id – Sudah lumrah kalau ketemu kenalan baru pertanyaan yang muncul setelah tahu saya seorang dokter, “Dokter spesialis apa?” Pertanyaan yang bagi dokter umum terasa kurang nyaman, seolah dokter umum tidak berhak bicara apa-apa.
Saya belajar dari petuah orang bijak. Hanya memberi nasihat kalau diminta. Karena orang yang memerlukan nasihat belum tentu perlu mendapat nasihat dari orang lain. Tidak minta nasihat mungkin karena sungkan, enggan, atau tidak mau menerima budi orang lain. Atau berharap nasihat bukan dari kita. Khusus untuk nasihat medis, lebih bersifat trust. Orang belum tentu percaya atas kemampuan kita.
Maka saya menetapkan sikap, tidak memberi nasihat medis bila orang yang mestinya memerlukan nasihat medis, tidak memintanya dengan konsekuensi, mungkin saya dianggap angkuh, atau tidak memikirkan kepentingan orang lain. Terlebih kalau teman dekat, tetangga sendiri, atau bahkan kerabat. Orang yang tahu akan hal ini akan berpikir, kok sebagai dokter tidak mau berbagi. Sebagai seorang dokter urusan penyakit teman, tetangga, kerabat sendiri kok tidak tahu menahu ihwal penyakitnya, dan kok tidak mengulurkan tangan, atau menawarkan jasa.
Buat saya lebih menyedihkan oleh anggapan umum di masyarakat ihwal cuma dokter umum, dan bukan spesialis apa-apa, dianggap tidak berkompetensi dimintai nasihat penyakit apa pun.
Masyarakat umumnya beranggapan bahwa hanya bila spesialias yang laik didengar nasihat medisnya. Lupa kalau dokter umum atau GP (General Practicioner) sebelum lulus mempelajari semua penyakit. Saya mengenal beberapa dosen yang hanya dokter umum namun kapasitasnya melebihi dokter spesialis. Jam terbang dan menekuni buku teks, melebihi sejawat yang mendapat brevet.
Ada suatu kejadian begini. Waktu ngobrol bersama teman-teman tetangga, ada seorang tetangga yang mengeluh suatu kondisi, saya tahu setelah melihat matanya, kalau itu suatu perdarahan putih mata (conjunctiva haemorrhagic) yang disebabkan oleh mengedan kelewat kuat, atau lama batuk-batuk, sehingga ada darah yang merembas menembus ke selaput putih mata. Saya tahu kalau kasus begini akan menyembuh sendiri tanpa perlu obat, dalam satu-dua minggu. Semua dokter umum pernah belajar ihwal kasus ini. Namun ada seorang teman tetangga yang ikut ngobrol melihat putih mata tetangga ini merah berdarah langsung bilang, ke spesialis mata saja, seolah sebagai dokter saya tidak hadir di situ, entah dia sadar atau tidak, seolah saya bukan dokter.
Dr Handrawan Nadesul
Selanjutnya (2): Memberi Konsultasi Medis Hanya Bila Diminta: Dokter Spesialis Apa? (2)