Membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus, Orangtua Harus Bermodal

Penulis Puspayanti (kontributor)

Seide.id – Untuk membesarkan anak berkebutuhan khusus, orangtua harus bermodal. Bukan berupa dana saja, melainkan, yang utama, kebesaran jiwa, kesungguhan hati, dan perhatian ekstra.

Melawan penyangkalan

Orangtua pasti berharap buah hati mereka bisa lahir normal dan tumbuh sesuai tahapan perkembangan yang seharusnya. Namun, kenyataannya bisa berbeda dan tidak semua orang siap menghadapinya.

Karena itu, tahap paling penting yang harus dilalui orangtua adalah penerimaan. Jika orangtua tidak kunjung menerima kenyataan saat anak mereka didiagnosis autis atau leukemia, contohnya, besar kemungkinan mereka akan sibuk berkutat pada aneka bentuk penyangkalan.

Padahal, penyangkalan menyebabkan pemberian penanganan yang tepat semakin lambat terhadap anak mereka.

Sebaliknya, semakin cepat orangtua bisa menerima kondisi anak mereka, akan semakin cepat pula penanganan yang tepat bisa diupayakan.

Kasihan sekali anak mereka kalau harus sekian lama tidak mendapat penanganan yang semestinya. Apalagi, jika kelainan yang disandang anak mereka merupakan penyakit mematikan yang harus berpacu dengan waktu. Penundaan hanya akan membuat penyakitnya semakin parah.

Edukasi dan peran ibu

Tentu saja, tidak cukup berhenti di tahap penerimaan. Setelah bisa menerima, orangtua harus melangkah ke tahap berikut, yaitu edukasi.

Edukasi harus diberikan kepada diri sendiri, pasangan, anak berkebutuhan khusus, anggota keluarga lain, bahkan  masyarakat.

Edukasi diri bisa dimulai dengan mencari aneka informasi terkait kondisi keistimewaan anak, entah dari internet, buku, majalah, ataupun dari pakar yang menangani anak.

Berbekal informasi ini, ibu sebagai sosok utama dan terdekat bagi anak, wajib menularkan pengetahuannya kepada pasangannya.

Mengapa ayah juga harus terlibat? Karena ketidakkompakan orangtua jelas akan berdampak pada anak. Setidaknya, penanganan yang dibutuhkan anak jadi tidak akan optimal.

Jadi, sekeras apa pun penyangkalan salah satu terhadap kondisi anak mereka, pihak yang sudah berani menerima kenyataan sekaligus mampu mengedukasi diri, wajib secara perlahan melibatkan pihak yang semula menolak.

Misalnya, libatkan saat harus membawa  anak berobat atau ikut terapi, berkonsultasi dengan pakar, atau sekadar mengikuti seminar dengan topik terkait.

Dengan begitu, keduanya bisa berjalan seiring. Nah, ketika sudah bisa sama-sama menerima kondisi anak dan sama-sama pula berjuang mengupayakan kesembuhan anak, proses penanganan dan pemulihan anak pun biasanya akan berlangsung lebih cepat dan efekif.

Penanganan bersama

Penanganan anak berkebutuhan khusus mesti dilakukan secara bersama dan melibatkan seluruh keluarga. Termasuk, kakak, adik, bahkan pengasuh atau siapa pun yang tinggal bersama dalam keluarga tersebut.

Mengapa? Karena banyak treatment yang harus dilakukan secara seragam. Misalnya, pola makan, aktivitas bermain, dan aktivitas belajar.

Jangan sampai yang satu mengizinkan, sementara yang lain tegas-tegas melarang.

Tanpa kekompakan, kemungkinan besar proses penyembuhan anak identik berpacu melawan waktu. Dalam hitungan bulan saja akan ada banyak perubahan yang bisa terjadi dalam proses tumbuh kembang anak.

Mengingat peran ibu begitu dekat sekaligus penting dalam kehidupan anak, lazimnya ibu-lah yang biasanya lebih dulu harus berjuang bagi anaknya.

Peran besar ini tentu saja menuntut kepiawaian ibu dalam menata batinnya.

Pastilah bukan hal mudah bagi ibu untuk menerima kondisi anaknya itu. Namun, di sinilah dituntut keterampilan ibu untuk menata diri demi mengupayakan kesembuhan anaknya.

Ibu harus bisa mengupayakan energi positif terhadap dirinya sendiri. Caranya? Dengan selalu berpikir positif, serta menata hati, tindakan, dan perkataannya secara bijak.

Tanpa semua itu, di mana pun berada, ibu akan terus membawa luka batinnya hingga bukan tidak mungkin ia akan menjadi sosok yang gampang meledak marah. Padahal, jika kondisi emosi orangtua, terutama ibu tidak stabil, kebutuhan anak luntuk sembuh dan tumbuh normal seperti anak lainnya jadi tidak terakomodasi dengan baik.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.