Meski sementara menanag dalam Pemilu, Prabowo-Gibran dianggal unggul berkata Efek Jokowi. Apa itu ? ( Foto: Ist/ Tempo)
Kemenangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu 2024 kali ini dianggap sebagai pengaruh Efek Jokowi ( Jokowi Effect. Tanpa Jokowi, kemungkinan Prabowo tidak terpilih. Gibran -anaknya-tidak ikut terangkat ke atas dalam posisi sebagai calon Cawapres Prabowo.
Efek Jokowi
Pertanyaan paling mendasar kali ini adalah seperti apa setelah Prabowo-Gibran terplih memimpin negeri ini ? Apakah mereka sah terpiih, setelah terbukti paman Gibran sebagai Ketua MA terbukti melanggar etika soal Gibran ? Dan pertanyaan paling urgen saat ini adalah : Seperti apa Efek Jokowi efek sesungguhnya ?
Joko Widodo ( Jokowi) menjadi presiden dua kali berturut-turut pada 2014 dan 2019 berkat pembawaannya yang sederhana, rendah hati dan tim yang kuat. Karya-karya pembangunan Indonesia tampak nyata. Namanya disegani dan dikenal seluruh dunia sebagai presiden luar biasa. Ia berani menentang campur tangan luar soal Indonesia. Jokowi juga nekat mendamaikan yang seang bertikai di Ukrania dan berpihak pada Palestina di perang Gaza. Setiap ada Jokowi selalu mengundang perhatian siapapun. Orang kagum dan simpatik. Itulah Jokowi Efek. Itulah efek positif Jokowi.
Tetapi jika Jokowi Efek yang saat ini disebut dan disindir banyak pihak di Indonesia- dari masyarakat baisa hingga politisi dan orang-orang kampus,- itu masalah lain. Efek di sini, tentu saja berkaitan dengan kekuasaan dan perilaku seorang Jokowi yang saat ini menjadi presiden RI hingga Oktober 2024 serta tuduhan tentang pemanfaatan fasilitas dan aparat pemerintah dalam campur tangan Pemilu 2024. Efek di dalam hal ini adalah kemanangan Prabowo-Gibran dalam Pemilu berkat pengarauh Jokowi. Efek dalam hal ini adalah efek atau pengaruh seorang bernama Jokowi.
Mendengarkan rumor, tuduhan maupun sangkaan jelas tindakan tak bermartabat. Merusak persatuan bangsa dan membisingkan telinga dan hari masyarakat keci yang ingin hidup damai. Kebisingan yang hanya bikin keruh republik tercinta ini. Tak peduli meski itu yang bicara ahli politik, profesor maupun orang-orang yang tampak baik selama ini. Tuduhan, sangkaan maupun rumor harus dibuktikan melalui bukti dan putusan hukum.
Perilaku dan Etika
Indonesia sudah maju dan perlu maju lebih pesat lagi. Hal ini memerlukan pemimpin atau siapapun dibalik itu yang memiliki kepemimpinan seorang negarawan secara bertanggungjawab, bersih dan jauh dari etika dan perilaku buruk yang tidak pantas memimpi bangsa dimanapun. Terlebih di Indonesia !
Repiublik ini sudah dibangun dengan susah payah oleh para founding father kita yang selayaknya dijaga dengan baik, semakin baik dan lebih baik. Rumor, hoax, tuduhan, sangkaan, fitnah, kecaman, ketidaksukaan, kebencian terhadap seorang pemimpin dan kritik, semestinya dituntaskan dengan bukti dan hukum yang berlaku dan adil. Tidak dibiarkan dan berkembang menjadi bola negatif yang liar yang bisa terkena siapapun.
Para politisi, ahli politik, tokoh-tokoh, pemikir dan jurnalis mestinya tidak mengumbar berbagai narasi tentang kepemimpinin yang buruk, kebencian maupun berita-berita yang membuat keruh. Akan bijak dan menenangkan jika semua ini bisa diselesaikan melalui jalur konstitusi dan hukum yang menunjukkan kita ini negara hukum dan taat pada aturan yang berlaku dan sah tanpa emebel-embel backing, kekuasaan atau gerakan massa yang tidak perlu.
Menjadi tidak etis dan berperilaku buruk juga jika mereka sengaja menerbangkan narasi kemana-mana hanya untuk mencari popularitas dan ego pribadi dan kelompoknya.
Masyarakat Indonesia perlu hidup tenang, damai, produktif, berkarya dan penuh semangat, tidak bisa hidup terus-menerus dengan hinaan, tuduhan, caci maki, hoax maupun sangkaan terhadap seorang pemimpin atau pemerintahan.
Kita tidak bisa hidup dengan narasi-narasi negatif dan bergejolak seperti “Jokowi tidak punya hati dan etika seorang presiden” , “Jokowi merekayasa Pemilu “ atau “Jokowi mempertahankan kekuasaan melalui dinasti keluarga” dengan egois dan tak beretika. Kita juga tidak bisa membiarkan mereka yang berteriak mencari kesempatan pribadi dan kelompoknya.
Semua ini harus segera diakhiri dengan orang-orang yang berani menyatakan kritik sekaligus pembuktian ke pengadilan. Tanpa kekerasan, tanpa heboh dan tanpa mengorbankan rakyat. Sebab hanya jalan itu yang bermoral dan beretika serta berytanggungawab di negeri ini. Kita perlu menjaga periaku, etika dan moral yang baik untuk menuju Indonesia yang lebih baik.