Aku ingin bercerita tentang mencintai. Sebuah tindakan memberikan diri, yang dilakukan dengan sepenuh kesadaran, kerelaan dan kegembiraan.
Jika kau ingin memberikan sesuatu kepada seseorang yang kau cintai, pernahkah kau memberikan hal yang biasa saja, ala kadarnya, bahkan merupakan sisa-sisa atau remahan dari yang ada?
Tidak kan?
Kau pasti memberikan yang terbaik dari yang tersedia. Jika tak ada, kau akan menciptakannya.
Jika kau mencintai pekerjaanmu, kamu tak akan memberikan sisa waktu dan energimu untuk menekuninya.
Jika kau mencintai tanamanmu atau hewan peliharaanmu, kau akan merawatnya dengan sepenuh perhatian dan minat, bukan karena hasil yang akan kau peroleh, kelak… melainkan karena kamu memiliki kasih sayang baginya dan ingin dia atau mereka tumbuh sempurna di tanganmu.
Aku menyadari makna mencintai ini, ketika aku menjadi ibu.
Aku ingin anakku mendapatkan yang terbaik dari diriku :
Ketika aku tidak memiliki kesabaran, aku menciptakan diriku menjadi orang yang sabar baginya.
Ketika aku tidak mampu menafkahinya dengan layak, aku menguatkan diriku untuk mengerjakan 2-3 pekerjaan ekstra agar mencukupi kebutuhannya.
Ketika aku tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaannya, aku memaksa diriku menambah pengetahuan umum terus agar bisa menjadi kawan diskusinya.
Ketika aku melihat diriku tidak memiliki bekal untuk mendampingi anakku ke masa depan, aku merendahkan hatiku untuk belajar dari para ahli dan menyerap pengetahuan mereka, terutama pendangan-pandangan visioner mereka akan zaman baru.
Sementara ibu-ibu lain sibuk berbelanja, mempercantik dirinya dan mendandani anak-anaknya; aku sibuk ‘belanja’ seminar dan training, membangun diriku demi anakku.
Di usiaku yang tidak lagi muda, aku baru menyadari… bahwa mencintai seseorang memang selayaknya : sehebat ini.
Setotal ini.
Sekomitmen ini.
Bisakah kau bayangkan, akan seindah apa semua pernikahan, jika kedua pihak berjuang keras untuk memantaskan diri bagi orang yang dicintainya? Memberikan versi terbaik dirinya, bagi pasangannya?
Karena memberikan yang terbaik adalah bukti cinta seorang istri bagi suaminya… dan suami bagi istrinya. Orang tua bagi anak-anaknya.
Sembuhkan traumamu, pupuskan kemarahanmu pada masa lalu… agar orang yang kau cintai, tidak perlu membayar kesalahan yang tidak dilakukannya terhadapmu.
Cinta, adalah hadiah terindah yang bisa kita persembahkan pada siapa saja, pada apa saja.
Dan buktinya adalah : DIRI kita…!
Pandanglah ke dalam diri kita, sudahkah hidup kita, perbuatan kita, perkataan kita mencerminkan CINTA itu
Catatan :
Beberapa fakta :
- Sama halnya dengan rasa percaya dan respek…. Cinta, adalah hal yang tidak bisa diminta atau dituntut oleh kita kepada pihak lain.
- Orang yang layak dicintai dan dihargai, tidak perlu meminta.
- Orang yang mampu mencintai pihak lain dengan sehebat ini, biasanya adalah orang yang juga menghargai dirinya sendiri, dan tahu caranya berkata ‘Tidak. Terima kasih’ ketika diperalat, ditindas dan dilecehkan.
Nana Padmo