Seide.id – Keluarga adalah harta yang paling berharga itu benar. Tapi, apakah keluarga kita bahagia?
Tidak salah, kita refleksi diri untuk melihat, merasakan, dan sungguh mengakui kebahagiaan itu nyata.
Tidak harus ditutup-tutupi, apalagi sekadar berkamuflase. Berperilaku sok sibuk, mengada-ada yang tidak ada, dan sekadar demi gengsi agar ‘bendiarani’.
Saatnya, kita berani membuka hati untuk melihat fakta dan kebenaran keluarga sendiri.
Caranya adalah berani jujur untuk mengedepankan kerendahan hati, karena kita saling mengasihi satu dengan yang lain.
Sesungguhnya, seberapa dekat dan akrab hubungan antar anggota keluarga kita?
Cobalah dikomunikasikan dari hati ke hati.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai, jika kita belum melakukan hal itu dengan baik.
Juga, tidak ada kata terlambat, jika kita ingin membenahi dan perbaiki yang dianggap menyimpang dan keliru agar hubungan antar anggota makin baik, dekat, akrab, dan rukun.
Resepnya adalah niat hati untuk lebih banyak mendengar daripada bicara, lebih memahami ketimbang dipahami, berani minta maaf dan saling memaafkan demi kebaikan bersama.
Dengan mengedepankan semangat rendah hati, kita memahami pribadi yang satu dengan yang lain demi kebahagiaan keluarga.
Sesungguhnya, menjadikan suatu keluarga itu bahagia, ketika kita, antar anggota saling menghargai dan menghormati. Untuk saling mengingatkan, menguatkan, mendukung, dan menyemangati agar tercipta suasana tentram, damai, dan bahagia.
Saling mengasihi dengan tulus hati agar tercipta kebahagian keluarga.
Berkah Dalem,
Mas Redjo /Red-Joss
