Mendayung Kayak ke Nusa Larang (2)

Heryus Saputro - Perahu tradisional milik warga

Dengan sampan-sampan tradisional yang diusahakan masyarakat setempat, para peziarah dan wisatawan religious menyeberang ke Nusa Larang. foto Heryus Saputro Samhudi

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

SITU LENGKONG Panjalu di kaki Gunung Sawal, 35Km sebelah utara Kota Ciamis dan 15Km sebelah barat Koya Kawali, merupakan daerah tujuan wisata (DTW) tua dan legendaris di utara Kabupaten Ciamis – Jawa Barat. Sejak zaman baheula banyak wisatawan datang untuk berziarah ke Nusa Tiga, tiga buah pulau kecil yang terdapat di bagian tengah situ seluas 70 hektar tersebut.

Satu dari tiga pulau kecil tersebut dikenal masyarakat sebagai Nusa Gede atau Nusa Larang, dimana di atasnya terdapat situs-situs sejarah peninggalan Kerajaan Panjalu, satu kerajaan di tatar Sunda yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda yang populer sebagai Kerajaan Pajajaran. Panjalu pernah memegang tampuk kekuasaan Pajajaran, sebelum bergeser ke Pakuan Pajajaran di Bogor.

Nusa Gede atau Nusa Larang dikenal sebagai situs keramat. Bukan cuma karena pernah jadi pusat Kerajaan Panjalu dan tempat tinggal Raja Borusngora yang perkasa, tapi juga berkait sejarah masuknya Islam ke wilayah Priangan Timur. Dengan sampan-sampan tradisional yang diusahakan masyarakat setempat, para peziarah dan wisatawan religious menyeberang ke Nusa Larang.

Kehadiran kayak yang dioperasikan Kancra Kayaking bersinergi dengan sampan dan perahu yang diupayakan warga. Keduanya tak saling rebut penumpang, karena peziarah dan wisatawan konvensional menggunakan jasa perahu yang sudah ada sejak dulu, sementara client kayak adalah wisatawan minat khusus yang sengaja datang untuk merasakan nikmatnya berkayak, atau rombongan yang ingin menggelar pelatihan manajemen alam bebas.

Situ Lengkong Panjalu di kaki Gunung Sawal merupakan suaka margasatwa yang dikelilingi pegunungan di kejauhan, hutan sekunder di pulau, dan sawah berundak di dekat desa-desa khas Jawa Barat. Udaranya segar, dan sejuknya air danau memanggil kawanan burung blekok dan raja udang menukik mengejar ikan dan udang pagi hingga petang.  Instagramable spot, terlebih saat kawanan kalong menghiasi langit senja. ***

24/09/2021 PK 19:48 Wib

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.