Menelaah Kabinet Zaken Prabowo – Gibran

Prabowo memanggil menteri

Dalam perjalanan perjalanan republik, khususnya pada masa Kabinet Mohammad Natsir (1950-1951) dan Kabinet Ir. Djuanda (1957-1969) pernah ada Kabinet Zaken, saat mana situasi politik di dalam negeri sangat sulit atau tidak stabil – karena adanya pergolakan politik di berbagai daerah dan ekonomi masih morat marit. Kini kembali dibentuk untuk merespon ketegangan global.

OLEH DIMAS SUPRIYANTO

DALAM dialog di teras rumah Prabowo Subianto, usai pemanggilan para calon menteri dan wakil menteri, wartawan bertanya, “Mengapa tidak ada politisi PKS, Pak?” Prabowo langsung menjawab, “Sudah! PKS sudah mengirim ahli!” katanya.

Ramai diberitakan, Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming akan membentuk Kabinet Zaken, yaitu kabinet yang diisi para ahli, para teknokrat. Kabinet yang anggotanya terdiri para profesional dan mumpuni, yang dianggap memiliki kepakaran di bidangnya masing-masing, terlepas dari afiliasi politik. Bukan anggota partai tertentu.

Dalam bahasa Belanda, “zaken” berarti “urusan” atau “bisnis”, sehingga kabinet zaken diartikan sebagai kabinet yang diisi oleh orang-orang yang fokus pada urusan-urusan negara dan pemerintahan tanpa terikat oleh politik partisan.

Kabinet zaken memiliki keuntungan dalam hal efisiensi dan kompetensi, karena para anggotanya adalah para ahli yang dapat bekerja dengan lebih fokus pada solusi. Bukan partisan. Kabinet Zaken memenuhi anjuran ajaran Islam, “Serahkan urusan pada ahlinya.”

Namun begitu, ada juga kelemahannya, yaitu tidak mewakili keinginan rakyat banyak, karena anggotanya tidak berasal dari partai politik yang mewakili rakyat secara langsung. Ide ide dan program pembangunan yang disusun Kabinet Zaken sering berjangka panjang dan tidak memiliki kepentingan rakyat secara langsung dan mendesak.

Dalam perjalanan perjalanan republik, khususnya pada masa Kabinet Mohammad Natsir (1950-1951) dan Kabinet Ir. Djuanda (1957-1969) pernah ada Kabinet Zaken, saat mana situasi politik di dalam negeri sangat sulit atau tidak stabil – karena adanya pergolakan politik di berbagai daerah dan ekonomi masih morat marit.

Kabinet Natsir ini dibentuk pada periode awal setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, di mana Republik Indonesia sedang berusaha memulihkan ekonomi dan politik setelah masa revolusi kemerdekaan.

Sedangkan Kabinet Djuanda dibentuk untuk mengatasi masalah besar yang dihadapi Indonesia seperti pemberontakan daerah dan krisis ekonomi. Kabinet ini diisi oleh sejumlah teknokrat dan dipimpin oleh Ir. Djuanda, yang merupakan seorang ahli di bidang infrastruktur dan pembangunan.

Warisan Kabinet Zaken – yang tak terkait langsung pada kebutuhan rakyat pada masanya adalah rumusan Deklarasi Djuanda yang memperluas batas laut teritorial Indonesia. Kita nikmati sekarang. Namun tidak relevan pada masanya, ketika ekonomi rakyat masih carut marut, dan pembrontakan terjadi di mana mana.

Seperti disinggung di atas, Kabinet Zaken, pada dekade 1950-an pendek usia, karena kurangnya dukungan politik di parlemen. Menyebabkan kebijakan kabinet zaken sulit untuk diterapkan secara optimal dan efektif.

ITU SEBABNYA, mengapa Kabinet Zaken, Prabowo Gibran merangkul sebanyak mungkin partai untuk memastikan semua kebijakan dalam negeri aman terkendali. Agar tidak ada perlawanan berarti di oposisi di parlemen. Tidak ada protes protes anggota dewan yang merasa kepentingannya tak tertampung.

Saat ini kesulitan Indonesia bukan pada stabilitas politik (di dalam negeri), melainkan ketegangan geopolitik yang terus meningkat, terutama di kawasan Indo-Pasifik. Setidaknya itulah pandangan Prabowo Subianto.

Diharapkan dengan Kabinet Zaken, Prabowo Gibran mampu menavigasi hubungan diplomatik yang kompleks ini dengan hati-hati, khususnya menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional sambil tetap memainkan peran konstruktif dalam menjaga stabilitas regional.

Persaingan global di antara Amerika Serikat dan China telah menempatkan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dalam posisi yang rumit. Presiden Prabowo diharapkan bisa fokus menghadapi tantangan gejolak dunia yang pada masa kini yang perubahannya langsung berdampak pada ekonomi nasional dan dalam negeri. Misalnya perang Ukrania yang berdampak pada naiknya harga gandum. Terganggunya bisnis tambang, dll.

Dengan Kabinet Zaken masalah-masalah nasional diselesaikan lebih efektif dan profesional, karena dianggap bahwa teknokrat lebih netral dan kompeten dalam menghadapi tantangan-tantangan tertentu dibandingkan para politisi – yang selalu bicara sesuai kepentingan diri dan partainya. Dengan mengatasnamakan rakyat.

KABINET ZAKEN dalam sejarah Indonesia adalah fenomena yang muncul ketika negara berada dalam kondisi sulit dan membutuhkan penyelesaian cepat yang bersifat teknokratik. Kabinet ini memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai tantangan nasional, meskipun sering kali muncul kontroversi terkait kurangnya legitimasi politik dari kabinet semacam ini. Kurang menampung akomodasi partai.

Ciri ciri dari Kabinet Zaken adalah fokus pada kebijakan publik, memberi solusi efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah negara. Ciri lainnya, Non-Partisan: para anggota kabinet biasanya tidak terikat pada partai politik tertentu, atau setidaknya tidak terlibat dalam persaingan politik yang dominan.

Nama nama baru non partai yang dipanggil ke kediaman Prabowo adalah Widiyanti Putri Wardhana (pebisnis), Dudy Purwagandhi (CEO Johnlin Air Transportation), Prof Yassierly (Pakar Perhimpunan Ergonomi Indonesia) , Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia). Muncul wajah baru, Profesor Stella Christie, guru besar di Universitas Tsinghua, pakar bidang kecerdasan buatan (AI) yang terkenal di dunia.

Sedangkan wajah lama, yang dipanggil Prabowo adalah Dr. Sri Mulyani, Budi Gunadi Sadikin, Sakti Trenggono, Pratikno, Erick Thohir sebagai deretan pakar yang tidak terafiliasi pada partai politik .

Nampak dalam liputan media, di kediaman Prabowo, pesohor dan influencer seperti Raffi Akhmad pun direkrut Prabowo, karena dengan follower 76,1 juta, opini dan celotehannya bersama influencer lain, bisa mengguncang separuh warga republik, meski para pakar dan orang kota cenderung meremehkan. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.