Foto : GR Stocks / Unsplash
Mengalah itu bukan berarti akui salah, berani disalahkan, atau kita menyerah dan kalah. Melainkan, kita mengalah untuk menang terhadap ego sendiri!
Orang yang senang mengalah itu mudah kita temukan pada pribadi yang jujur dan rendah hati. Mereka berani mendahulukan kepentingan orang lain, dan tidak egois.
Kebiasaan bersikap jujur itu memberi ketenangan jiwa. Dan senang mengalah pada orang lain membuat jiwa ini bahagia.
Hal ini bertolak belakang, jika dibandingkan dengan orang yang biasa berbuat curang. Hidup mereka dihantui oleh kewas-wasan, dan tidak tenang. Mereka takut, kalau kecurangan dan keburukan itu dilaporkan kepada atasan atau pihak yang berwajib.
Orang yang berani hidup jujur di lingkungan pekerja atau komunitas yang anggotanya cenderung korup itu juga hendaknya selalu eling lan waspada. Kenapa? Karena orang yang jujur itu ibarat momok dan musuh bagi orang yang biasa berbuat curang.
Dengan eling lan waspada, orang jujur dan rendah hati itu agar berani bersikap tegas dan kokoh untuk tidak tergiur tawaran atau jebakan jahat mereka.
Buktinya, banyak orang jujur yang keukeuh, kokoh pada pendirian itu disingkirkan oleh mereka secara halus untuk dimutasi ke bagian lain atau ke daerah. Ada juga yang diberi tugas belajar, tapi sewaktu tugas usai, meja mereka telah ditempati oleh pegawai lain. Dan seterusnya.
Menjadi pribadi yang jujur itu sulit dan berat sekali tantangannya. Tapi, kita harus berani bersikap tegas untuk tidak KKN dan memperkaya diri. Bahkan kita harus berani mengambil resiko, sekalipun kita bakal dikucilkan dan dimusuhi.
Katakan, “Tidak!” untuk berbuat curang demi keluarga yang kita sayangi itu. Jangan, karena kita berbuat curang, aib untuk keluarga dan semua hidup menderita.
Mohon selalu pada Allah agar kita tetap setia pada iman, dan semoga keluarga kita dijauhkan dari yang jahat.
Tidak Untuk Jadi yang Terbaik, tapi Melakukan yang Terbaik