Seide.id – Sudah pernah saya tulis ihwal perlunya suplemen. Masyarakat sering ditawarkan aneka macam suplemen oleh perusahaan MLM. Namun saya tidak ingin mengomentari yang itu, melainkan suplemen yang di mata medis kita perlukan.
Sudah pernah saya ungkap kalau orang Amerika rata-rata tubuhnya kekurangan nutrient, Pertama oleh karena menu harian mereka sudah kehilangan sebagian nutrient atau zat gizi akibat menunya sebagian besar diolah secara berlebihan, disimpan, dan diawetkan. Kelihatan badan mereka besar dan gemuk, tapi kalau diperiksa darahnya menderita kekurangan satu atau lebih zat gizi. Sebut saja mereka kekurangan vitamin A, vitamin C, kalsium, dan banyak zat gizi lainnya selain mineral, yang hilang dari menu hariannya itu. WHO menyebutnya sebagai kasus “hidden hunger”. Saya duga seperti itu juga tubuh mereka, tubuh kita sendiri, yang apabila pola dan gaya makannya sudah kebarat-baratan (westernized). Memilih menu yang serba sudah diolah, bukan menu alami yang masih segar seperti nenek moyang kita dulu.
Hal kedua, menu rata-rata orang kita serba kurang lengkap, karena cenderung hanya satu menu setiap kali makan atau monodiet. Sudah pasti, bila menu harian hanya semacam, tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan tubuh yang 45 jenis zat gizi. Sebagian besar dari 45 nutrient yang tubuh butuhkan itu bersifat esensial atau tidak boleh tidak harus tersedia dalam menu harian. Dan kalau itu terjadi, maka tanpa kita sadari tubuh selalu kekurangan satu atau lebih zat gizi setiap hari. Lama-lama tubuh mengalami kekurangan gizi juga atau hidden hunger.
Saya pribadi tidak yakin, sekali pun selalu berusaha agar menu harian yang saya konsumsi selalu diupayakan lengkap, tubuh saya kecukupan nutrisi. Saya sangsi kalau tubuh saya memperoleh kecukupan semua yang 45 jenis zat gizi, maka saya memandang perlu ada tambahan ekstra suplemen. Itu maka sejak lebih 35 tahun saya minum suplemen sekurangnya 6 macam setiap hari, dan sampai hari ini saya merasa bugar saja.
Tentu tidak lebih baik kalau semua zat gizi diperoleh dari alam karena yang dari alam bersifat organik, sedang suplemen yang kita minum bersifat anorganik. Namun daripada membiarkan tidak mencukupi.
Berbeda dengan obat, suplemen yang berisikan vitamin merupakan sintesis kimiawi dari vitamin yang asli ada di alam, dan bukan kimiawi yang tidak tubuh kenal, seperti halnya bila kita mengonsumsi obat-obatan. Maka mestinya tubuh sudah akrab dengan kimiawi vitamin yang kita minum sekalipun bersifat sintesis tersebut.
Anggapan bahwa minum suplemen bikin tubuh jadi malas memproduksi vitamin, tidaklah benar. Sebagian zat gizi esensial memang harus datang dari luar karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. Minum suplemen tidak juga bikin tubuh jadi kebergantungan, karena memang nyatanya sudah mengalami kekurangan, maka perlu ditambahkan.
Adapun yang sekian lama saya minum itu multivitamin, vitamin C dan vitamin E sebagai antioksidan kuat oleh karena orang sekarang berhadapan dengan radikal bebas di mana-mana, lalu vitamin B group karena beras yang orang sekarang konsumsi beras giling yang sudah hilang kandungan ari (bekatul) yang mengandung vitamin B1, dan tubuh tidak bisa membuat B1 sendiri.
Saya juga minum Omega-3 untuk kesehatan persendian dan metabolisme lipid (lemak darah), serta kalsium yang ada vitamin D-nya. Baru beberapa tahun saya juga minum vitamin khusus untuk mata (retina), karena masalah mata orang lansia sering mengalami degenerasi retina (aged related macular degeneration ARMD) yang kalau sudah kena, tidak ada obatnya, maka perlu mencegahnya dengan cara memberi makanan vitamin khusus.
Demikian, jawaban kenapa kita memerlukan ekstra suplemen, dan saya pribadi merasakan lebih bugar pada umur saya yang sudah hampir kepala tujuh, masih mampu berdiri bicara sedikitnya 3 jam nonstop, rambut saya masih asli belum dicat, dan masih enak tidur, enak makan, dan jalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking) seminggu 6 kali, dan saya masih merasa bugar. Bisa jadi berkat suplemen itu semua.
Aturannya untuk tahu apakah tubuh kita kekurangan suatu zat gizi, diperiksa darah zat gizi apa saja yang tubuh kita kekurangan. Namun untuk praktisnya, langsung saja kita konsumsi suplemen, dengan asumsi tentu kekurangan.
Apabila setelah mengonsumsi suplemen tubuh terasa lebih bugar, itu pembuktian terbalik bahwa tubuh kita sebelumnya sedang kekurangan satu atau lebih zat gizi. Dan rata-rata yang pernah mengikuti seminar saya mengaku demikian.
Merasa lebih bugar setelah mengonsumsi suplemen. Andai betul sampai kelebihan pun tentu akan dibuang dalam air seni. Dan dosis yang kita konsumsi tidak mungkin membuat tubuh sampai kelebihan, karena tubuh orang sekarang menghadapi demikian banyak stressor, polusi, serta ancaman radikal bebas, yang membuat tubuh perlu asupan lebih banyak vitamin dan mineral untuk meredamnya. Banyak penyakit orang sekarang muncul akibat kebanjiran radikal bebas memasuki tubuh dari mana-mana lingkungan kita. Radikal bebas ikut campur dalam mencetuskan kanker, jantung koroner, dan semua gangguan metablolisme tubuh atau penyakit metabolik.
Salam sehat,
Dr. Handrawan Nadesul