Mengapa Semakin Banyak Orang Kesemutan?

Seide.id – Saya diundang seminar bertajuk Sehat Sampai Usia Emas. Yang hadir banyak yang sudah sepuh. Paling tua usianya 84 tahun, dan paling muda 30-an tahun. Seminar menghabiskan waktu lebih 3 jam nonstop, dan banyak pertanyaan keseharian ihwal bagaimana hidup sehat. Salah satu di antaranya mengapa sering kesemutan.

Kesemutan dari pengamatan saya selama mengasuh rubrik kesehatan dulu, selain dari yang saya petik dari praktik, lebih disebabkan oleh kekurangan vitamin B, khususnya B1. Mengapa?

Oleh karena nasi yang kita konsumsi sekarang sudah kehilangan B1-nya.

Beras sekarang beras yang sudah disosoh sampai putih, sehingga lapisan ari beras hilang menjadi bekatul. Bekatul dijadikan pakan ternak sehingga yang sehat ternaknya, manusia menjadi tidak sehat.

Semakin putih beras, yang walaupun lebih mahal namun dicari orang, sebetulnya semakin kurang menyehatkan.

Tubuh tidak bisa membuat vitamin B1 sendiri, dan tubuh mengandalkan asupan B1 dari nasi. Nasi kita sekarang berasal dari beras giling, dan bukan geras tumbuk seperti yang dikonsumsi nenek moyang kita, maka orang sekarang berisiko kekurangan B1.

Gejala kekurangan B1 paling ringan berupa gangguan saraf tepi (perifer), salah satunya kesemutan, kalau bukan kram otot betis. Maka kalau kita mengamati supermarket, kini tersedia beras tumbuk, selain ubi, lidah buaya, dan lalapan yang dimakan mentah.

Seminar Sehat Sampai Usia Emas (Dokumentasi pribadi)

Orang sekarang mulai mencari yang serba kekurangan itu. Juga pada roti gandum setelah tahu roti putih tidak lebih menyehatkan, sebagaimana gula pasir tidak lebih menyehatkan dibanding gula merah.

Kekurangan B1 untuk waktu lama bukan hanya melemahkan saraf tepi, terlebih bisa melemahkan jantung juga. Pada tahap yang lebih berat bisa mengganggu fungsi otak juga. Maka jangan abaikan kekurangan B1.

Pastikan nasi yang kita konsumsi dari beras tumbuk, perbanyak mengonsumsi bekatul, dan untuk jangka pendek, minum suplemen vitamin B1 bila kita tidak yakin asupan B1 dari menu harian belum mencukupi.

Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul

Mengapa Kita Terlihat Lebih Tua