Ngarang Kuwi Gampang

Seide.id – Itu terjemahan bebas ke bahasa Jawa Pasar untuk buku yang tampak cover depannya ini.

Buku ini tidak tebal.
Bahkan tidak ada 100 halaman.
Tapi pengaruhnya sangat luar biasa terhadap dunia kepenulisan fiksi di Indonesia. Bukan hanya karena cetak ulang beberapa kali bahkan belakangan setelah Mas Arswendo Atmowiloto keluar dari penjara buku MIG terbit lagi dengan tampilan baru (plus bagaimana nulis skenario), tetapi memang sejatinya buku ini banyak menolong, menginspirasi para generasi muda yang pengin menjadi pengarang.

Aku pun harus mengakui secara jujur, bahwa buku ini sangat berpengaruh kepadaku dalam memahami dunia kepenulisan, dalam hal ini fiksi.

  • Suatu saat dalam sebuah seminar (sekitar sebulan sebelum ada kasus Monitor, tahun 1990), aku mencoba membenturkan ucapan Mas Wendo di salah satu tayangan TVRI. Saat itu dia menyatakan, “Mengarang itu tidak mudah. Sulit! Tak ada sampai sekarang Fakultas Mengarang… Yang ada Fakultas Sastra!” dengan judul buku ini.

“Mana yang benar Mas? Mengarang itu gampang atau sulit?” tanyaku.

Dengan senyum khasnya dia menjawab, “Keduanya benar…. Mengarang itu gampang, tapi untuk dimuat itu sulit!”
Seisi gedung Rimba Graha, jalan Pahlawan Semarang langsung penuh dengan tawa.

*

Buku ini bersamaku sudah 31 tahun.
Betul. Kubeli tahun 1988.
Pas jadi mahasiswa anyaran.
Harganya berapa?
Coba tebak…

Buku ini sangat monumental bagiku dan pasti bagi jagat kepenulisan Indonesia.

Buku-buku sejenis ini? Bejibun.
Dengan berbagai judul.

Tapi sejujurnya lagi, aku nggak tertarik membacanya apalagi membelinya … lha nama mereka di dalam karya dunia mengarang atau menulis saja tak pernah terdengar kok ngajarin bagaimana mengarang.
Itu kan … mohon maaf, seperti orang gundul yang menjual obat penumbuh rambut.
Atau orang yang belum menikah menjelaskan tentang rumah tangga

(Setio Boedi)

Jepang Mendemonstrasikan Kepada Dunia tentang Totalitas

Avatar photo

About Setio Boedi

Penulis di beberapa media online dan khusus, Editor beberapa buku dan penerbitan, tinggal di Semarang.