Seide.id – Masa hamil, wanita mengalami perubahan hormonal. Berikut 6 hormon yang berperan besar selama kehamilan.
- hCG (human Chorionic Gonadotrophin)
- diproduksi di usia kehamilan 3-4 minggu, oleh jaringan trofoblas (yang kelak berkembang menjadi plasenta).
- berfungsi meningkatkan fungsi korpus luteum (jaringan dalam rahim yang mengeluarkan sel telur).
- memiliki fungsi imunologik alias membangun kekebalan tubuh.
- diperkirakan hormon inilah yang memicu keluhan mual-muntah di awal kehamilan.
- Hormon Estrogen
- Selama kehamilan, diproduksi oleh plasenta.
- Merangsang bekerjanya kelenjar susu dan menyebabkan puting susu membesar agar kelak ibu siap menyusui buah hatinya.
- Berfungsi memperkuat dinding rahim dan mengatur kontraksi rahim saat persalinan.
- Melembutkan jaringan tubuh yang membuat jaringan ikat dan persendian tubuh dalam menyangga tubuh tak lagi sekuat sebelum hamil. Itulah mengapa ibu hamil kerap mengalami keluhan sakit punggung dan gangguan varises.
- Hormon Progesteron
- Di masa kehamilan, hormon ini dproduksi di plasenta.
- Berfungsi membangun lapisan dalam dinding rahim guna menyangga plasenta.
- Mencegah pengerutan otot-otot rahim agar tidak terjadi persalinan prematur.
- Bersama dengan hormone estrogen, ikut membantu menyiapkan payudara, dengan memacu aktivitas kelenjar susu.
- Melebarkan dinding pembuluh darah yang berimbas pada menurunnya tekanan darah.
- Mmperlambat kerja sistem pencernaan hingga perut ibu hamil gampang kembung.
- Menyebabkan relaksasi usus, hingga daya dorong usus terhadap sisa makanan menurun. Akibatnya, sisa makanan mudah menumpuk yang membuat ibu hamil gampang sembelit.
- Meningkatkan suhu tubuh sekaligus menurunkan gairah seksual.
- Menyebabkan gangguan tidur, terutama pada trimester pertama.
- Menyebabkan jaringan halus pada saluran pernapasan mengalami pembengkakan hingga menghalangi aliran udara. Itulah mengapa, saat tidur, ibu hamil akan sulit bernapas dan cenderung mendengkur meski sebelumnya bukan pendengkur. Untuk meminimalkan keluhan ini, ibu hamil disarankan tidur dengan posisi miring.
- Memicu peradangan gusi, antara lain akibat adanya pelebaran pembuluh darah. Di sinilah pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan area dalam mulut agar tidak terjadi peradangan gusi.
- Hormon Prolaktin
- Dihasilkan oleh hipofisis (salah satu kelenjar dalam otak) bagian depan dan produksinya akan terus meningkat sampai bayi siap dilahirkan.
- Berperan meningkatkan kinerja kelenjar-kelenjar yang memproduksi ASI. Rangsangan terhadap ASI lewat isapan bayi maupun pompaan akan semakin merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi hormon prolaktin. Itulah mengapa, semakin sering payudara diisap bayi, produksi ASI pun semakin berlimpah.
- Berfungsi mengeluarkan kolostrum, yakni cairan berwarna kuning yang keluar di hari-hari pertama sesudah melahirkan. Kolostrum ini banyak mengandung zat antibodi yang mampu menjaga bayi dari serangan penyakit.
- Hormon Oksitosin
- Dihasilkan oleh hipofisis bagian belakang.
- Membantu mengatur kontraksi rahim selama kehamilan maupun persalinan.
- Berfungsi menjaga kelancaran aliran ASI saat ibu menyusui sekaligus merangsang kontraksi rahim untuk mengerut. Dengan kata lain, menyusutnya rahim kembali ke ukuran semula akan lebih cepat jika ibu menyusui.
- Kerja hormon inilah yang memungkinkan ASI dalam kelenjar susu bisa keluar mencapai ujung salurannya hingga mudah diisap bayi.
- Hormon Relaksin
- Diproduksi di awal kehamilan. Fungsinya antara lain membantu meredam aktivitas rahim sekaligus melembutkan leher rahim yang kelak amat berperan dalam proses persalinan.
- Membuat seluruh persendian tubuh ibu rileks.
- Meregangkan ikatan sendi di daerah panggul yang bisa memicu keluhan nyeri panggul. Untuk meminimalkan keluhan ini, ibu hamil perlu menghindari aktivitas berlebih. Bisa juga dengan mengenakan “sabuk” khusus yang mampu menyangga panggul.
- Ikut berperan dalam menjaga rahim agar tidak terjadi kontraksi sebelum waktunya guna mencegah bayi lahir prematur. (Puspa)