KH YAHYA CHOLIL STAQUF, mantan juru bicara presiden KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), terpilih dalam Muktamar ke-34 NU, menggantikan Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. Dalam proses penghitungan suara, kiai yang biasa dipanggil Gus Yahya ini berhasil memperoleh 337 suara. Sedangkan, calon KH Said Aqil Siroj , ketum PBNU petahana mendapatkan 210 suara. Adapun, satu suara dianggap batal.
Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur. Beliau juga mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.
K.H. Yahya Cholil Staquf sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk masa jabatan 2021–2026, di mana sebelumnya ia menjabat sebagai Katib ‘Aam PBNU.
Berdasarkan silsilah keluarga, ulama kelahiran 16 Februari 1966 tumbuh di lingkungan santri dan organisasi NU. Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri. Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus yang juga populer sebagai seniman dan budayawan. Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi.
Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). Sebelum memimpin NU, sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong ini pada 2018-2019 merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.
Ilmu santri didapatnya di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta, menjadi murid KH. Ali Maksum. Sekeluar dari pesantren dia menempuh pendidikan Jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada. Saat menjadi mahasiswa, ia juga aktif dalam Organisasi Ekstra Kampus sebagai Ketua Umum Komisariat Fisipol UGM Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta Periode 1986 – 1987.
Melanjutkan semangat pluralisme Gus Dur, selain dikenal sebagaipembela empat pilar kebangsaan, Gus Yahya juga merupakan sosok yang terlibat dalam banyak urusan internasional.
Fasih berbahasa Inggris, dia mendapat tugas dari pamannya, Gus Bisri Mustofa menghidupkan kontak kontak internasional yang sudah dirintis Gus Dur. Yang menarik perhatian, dia banyak kontak dengan kalangan Yahudi di Israel.
“Yahya Staquf adalah tokoh NU yang kuat basis tradisinya, tetapi juga memiliki jejaring yang luar biasa luas hingga mancanegara,” ucap Yenny Wahid, putri Gus Dur, dari akun Twitter @yennywahid, Kamis, 23 Desember 2021.
Tidak hanya itu, dia juga mengungkapkan bahwa Yahya Staquf merupakan darah biru di dalam NU.
“Beliau juga darah biru dalam NU, juga kiai meneruskan abah beliau di pesantren, Rembang. Beliau fasih beberapa bahasa,” kata Yenny Wahid.
“Dalam konteks zaman yang serba terhubung secara global, jaringan Gus Yahya ini punya nilai lebih untuk NU,” tutup Yenny Wahid.
Dia memiliki jaringan internasional sejak tahun 2014 dengan menjadi salah satu inisiator/pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li ad-Da’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Tidak hanya itu, Yahya Cholil Staquf juga pernah dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama-Agama di Amerika Serikat-Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis Amerika Serikat-Indonesia.
Gus Yahya juga pernah didaulat sebagai utusan GP Ansor dan PKB untuk jaringan politik tersebar di Eropa dan Dunia, Centrist Democrat International (CD) dan European People’s Party (EPP).
American Jewish Committee (AJC) pernah mengundangnya berpidato tentang resolusi konflik keagamaan di sana dan menawarkan gagasan bernas. Gus Yahya pun sering didaulat menjadi pembicara internasional di luar negeri.
Misi yang diemban Gus Yahya adalah menjembatani perdamaian. Tetap dengan membawa aspirasi bangsa Palestina.
Pada Juni 2018, Yahya Cholil Staquf menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel. Dalam percakapan dengan Rabi David Rosen, Direktur Urusan Antaragama Internasional AJC – sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Agung Nahdlatul Ulama dan Direktur Urusan Agama Bayt ar-Rahmah, yang mengepalai organisasi Muslim terbesar di dunia – Gus Yahya membahas pentingnya dialog antaragama dan pencarian untuk meningkatkan hubungan Muslim-Yahudi .
“Di depan komunitas Yahudi, saya terang terangan, menyebut saya berpihak Palestina. Kami dari bangsa Indonesia, wakil muslim terbesar di dunia, siap mendengarkan aspirasi Anda semua. Tapi jelas kami berpihak pada bangsa Palestina”.
Duduk bersama dan berdialog adalah jalan yang ditempuh Gus Yahya, sesuai arahan Gus Dur. Sebab, dampak perang sangat merusak. Dengan persenjetaan semakin canggih, perang yang meletus akibat konflik agama akan sangat fatal.
“Daripada melawan untuk menghancurkan mengapa tidak memberi kontribusi untuk menyempurnakan, “ katanya.
“Agama harus berfungsi secara berbeda, harus lebih konstruktif, jangan menjadi biang kerok permusuhan, yang mengakibatkan kerusakan sebagaimana tuduhan kaum sekuler.”tegasnya
“Tanpa itu nggak ada solusi, kecuali saling menghancurkan” tegasnya. (Bersambung)