Seide.id – Malang merupakan sebuah kota yang kaya akan peninggalan era Hindu-Buddha.
Banyak bangunan percandian maupun situs petirtaan yang bisa dijumpai di Malang, salah satu petirtaan yang ada di Malang yakni Situs Ngawonggo.
Ngawonggo sendiri merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Bagaimana Sejarah Desa Ngawonggo?
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang sejarah Desa Ngawonggo.
Pendapat pertama, terdapat tiga petirtaan atau kolam tempat pemandian suci yang diperkirakan merupakan bagian dari sistem pengairan / pengelolaan air untuk Kahyangan Kaswangga.
Kahyangan Kaswangga merupakan komunitas keagamaan pada masa Mpu Sindok atau sekitar abad ke-10 semasa dengan Airlangga.
Kata “Kaswangga” disebut dalam pancakahyangan Prasasti Wurandungan atau Kanjuruhan B yang dikeluarkan pada Rabu wage 7 Nopember 944 masehi atau pada abad ke-10 M saat Mpu Sindok memimpin Kerajaan Medang.
Tentu bangunan yang ada pada Situs Ngawonggo sudah terpaut jauh zamannya namun nama Kaswangga dikaitkan dengan nama Desa Ngawonggo.
Pendapat kedua, nama Desa Ngawonggo dianalogikan sebagai sebuah desa yang berada di atas awan atau jika dalam istilah Jawa disebut “awang-awang”, kemudian istilah tersebut menjadi Ngawonggo.
Pendapat ketiga, diperkirakan pendiri Desa Ngawonggo berasal dari Ponorogo.
Beliau biasa dipanggil dengan sebutan “Warok Ponorogo” atau namanya Mbah Suroyudo.
Mbah Suroyudo diutus gurunya yakni Sunan Mbayat untuk menyebarkan Islam di suatu daerah yang dimana beliau ditemani seekor anak harimau bernama Gogor.
Mbah Suroyodo dalam perjalanannya juga disertai dengan petunjuk sebuah bintang jatuh (Lintang Kemukus) yang kemudian pada tahun 1480 beliau menemukan daerah yang dituju yakni Desa Ngawonggo.
Situs Petirtaan Ngawonggo
Di Desa Ngawonggo tepatnya di Dusun Nanasan ditemukan situs purbakala berupa petirtaan yang diperkirakan sudah ada pada abad ke-10 M yakni masa Kerajaan Medang, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Mpu Sindok.
Situs Petirtaan Ngawonggo merupakan satu-satunya situs di Jawa Timur yang
letaknya berada di tebing sungai.
Di situs petirtaan ini juga ditemukan beberapa arca.
Masyarakat sekitar pada awalnya sudah menyadari keberadaan Situs Patirtaan sejak zaman dahulu hingg turun temurun, hanya saja belum diketahui oleh publik.
Pada akhirnya tanggal 24 april 2017, Rahmad Yasin selaku penduduk setempat mengunggah foto Situs Patirtaan ke media sosial hingga diketahui khalayak umum.
Oleh: Khoirunnis Salamah