Seide.id – Tahun ini, genap 2 tahun presiden Indonesia ke-3 Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng[( berpulang, tepatnya 11 September 2019
Bila kita merunut kebelakang, alangkah cemerlang dan lengkapnya perjalanan hidup BJ. Habibie. Beliau bisa digolongkan termasuk manusia sukses seutuhnya, karir dan keluarga.
Beberapa ‘rekor’ karirnya sulit bahkan mustahil untuk bisa disamai apalagi dikalahkan.
Jenius
Semasa muda ia dikenal jenius. Bersekolah dan hidup di negara maju, Jerman, yang membuat ia -bisa berpikir -terbuka dan memiliki wawasan lebih luas. Tidak cupet bak katak dalam tempurung.
Saat mau bekerja, beliau tidak melamar! Tapi negara lah yang memintanya untuk pulang! Karirnya yang cemerlang di Jerman ia tinggalkan, demi untuk mengabdi pada negara.
Di tanah air, jabatannya banyak dan rangkap.
Semua posisi jabatannya di tempat terbaik dan utama, pada lembaga atau badan usaha milik negara yang -sangat- penting dan strategis.
Sebut saja: Pindad, BPPT, BPIS, Ketua Dewan Riset Nasional, Dirut Pertamina dan Penasihat Dirut Pertamnia, Dirut IPTN dan Dirut PT. PAL (Pelayaran Armada Laut).
Ini masih ditambah 20 tahun -ya, dua puluh tahun- sebagai menteri riset dan teknologi. Siapa bisa menyamai? Pegang satu jabatan saja Anda bisa munting karena pusing!
Sampai akhir hayatnya jenius kelahiran Pare Pare ini menerima Medali Penghargaan (khusus) dari sedikitnya 12 negara. Bukan main.
Mister Retak
Selain itu, ia juga menjadi Anggota Kehormatan pada persatuan, komunitas atau lembaga bergengsi dan berkelas dunia dari lebih sepuluh negara!
Salah satunya dari The Royal Aeronautical society, Inggris.
Padahal, untuk masuk jadi anggota (apalagi Anggota Kehormatan) komunitas-komunitas ini sulit bukan main. Daftar persyaratannya panjang!
Habibie juga memegang sedikitnya 46 hak paten di bidang pesawat terbang dan angkasa luar. Ia dijuluki Mister Crack, mister retak, karena keberhasilannya menemukan titik lemah pesawat yang kerap retak yakni di bagian sayap.
Habibie memprediksi crack propagation point, atau letak awal retakan pada pesawat, terutama sayap, yang merupakan struktur penyangga, sehingga selalu menahan tekanan, apalagi saat take off (lepas landas), landing (mendarat), dan mengalami turbulensi.
Berkat temuannnya, terjadi revolusi soal keamanan pesawat terutama di bagian sayap. Karya ini dipakai di setiap pesawat yang dibuat, hingga menyelamatkan banyak orang.
Makam Bersebelahan
Itu penemuan pribadi dan berhak mendapat royalti setiap tahun. Bisa diwariskan, karena penghargaan atas karya intelektual tetap terus diberikan meski si pencipta telah wafat.
Itu seperti kekayaan Alfred Nobel si penemu dinamit, yang royalti dari patennya diberikan setiap tahun pada orang-orang jenius yang bekerja -untuk kemanusiaan- di bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, fisiologi dan obat-obatan, dalam bentuk: Hadiah Nobel. Pak Alfred dari Swedia ini pemegang 335 hak paten!
Kembali ke Habibie, sebagai pria dan kepala keluarga ia masuk golongan -dalam istilah Arswendo Atmowiloto- Pria Sudesi, Sukses Dengan Satu Istri.
Kedua anaknya, Ilham Akbar dan Thareq Kemal, jadi pria mapan dan terhormat dan Habibie tetap setia pada Bu Ainun, Hasri Ainun Besari, wanita idaman yang ia nikahi 12 Mei 1962 di Bandung.
Di akhir hayatnya beliau berpesan agar bisa dimakamkan di sebelah istrinya, di TMP Nasional Kalibata. Dan harapannya terkabul.
Makam suami istri bersebelahan kerap kita dengar, tapi bersebelahan di TMP Nasional Kalibata? BJ. Habibie memang spesial. (gun)