Foto : Goran Horvat/Pixabay
Akhir perjalanan hidup manusia adalah kematian. Terhadap jenazah manusia, terlahir aneka tradisi ritual penghormatan. Salah satunya adalah dengan dikuburkan jenazahnya. Dan ritial serta bentuk kubur itu pun berbagai macam, sesuai adat tradisi budaya dan agama di masing-masing daerah. Ada Piramida di Mesir, kubur batu di Toraja, pemakaman modern di berbagai kota dan kampung di tanah air Indonesia. Saya tertarik menelisik dan merenungkan makna di balik ritual dan bentuk kubur yang dibangun. Salah satunya adalah di komunitas masyarakat adat budaya Sumba, pulau Sumba. Lalu kutuliskan dalam sajak:
Pada Batu Kuburmu Sumba
Kematian itu kodrati
semua yang terlahir insani
pasti mengalami ada saatnya harus kembali
Dan
aneka cara menghadapi
sesuai adat tradisi
mereka yang mengasihi
misteri
Pada kubur batu
di tana Humba bumi Marapu
terpahat kokoh nurani
abadikan jiwa sanubari
lestarikan telapak Ilahi
menciptakan generasi insani
dari debu tanah misteri
Pada kubur batu
aneka kisah dituliskan
dalam ragam bentuk hias
diwariskan pada anak cucu
Energi jemari harapan sakti
Daya kasih telapak tangan
ciptakan damai jiwa
Dan
sorga itu nyata adanya
di sini, di antara kita
Pada kubur batu
Sang Empunya semesta
segenap arwah para pendahulu
dan
semua generasi bersatu
Duduk makan sirih pinang
rayakan pesta keabadian
dengan saling berbagi misteri
satukan ada dan tiada
leburkan jawaban dan tanya
meramu tangis dan tawa
sebagai doa jagat raya
bersatunya ciptaan dan Pencipta
Pada kubur batu
sejak dipahat dari alam
dan abadikan makna iman
dan lestarikan hakekat misteri
Maka
generasi mewarisi Alkitab adat
untuk dibaca mata jiwa
untuk didaraskan bibir nurani
untuk ritual sajian nalar
untuk tumpahkan sujud rasa
sumber jawaban lapar dahaga
ziarah makna sejarah peradaban
Simply da Flores Harmony Institute
Menggapai Hakekat Realitas Kehidupan – Menulis Kehidupan 196