Kiat Pedagang, Garingkan Kerupuk yang Sudah Ulet

Tukang Kerupuk Kampung – Foto Heryus Saputro Samhudi

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

KERUPUK Kampung atau Kerupuk Sayong sungguh murah, meriah, gurih, renyah, enak dinikmati sebagai camilan atau sebagai teman bersantap nasi dengan lauk-pauk lainnya. Tapi sering hati kita mendadak jadi kecewa, karena saat digigit… kerupuk tak lagi garing renyah dan “Kriyuuuk…! Kriyuuuk…!” di lidah, melainkan ulet dan melempem alias gembos, nempel di gigi saat dikunyah, hi…hi…hi…!

Jika ini terjadi, kita tak perlu kecewa berlebihan. Bisa jadi itu karena kita salah comot kerupuk tersebut di ‘kaleng lama’ saat membelinya di warung sebelah. Kumpulkan saja kerupuk ulet itu, dan kembalikan ke warung tempat kita membelinya. Pemilik warung yang baik pasti akan menerima kembali kerupuk-kerupuk ulet tersebut, untuk pada waktunya dikembalikan lagi ke Tukang Kerupuk yang menitipkannya.

Dari zaman saya kecil, pola edar-jual Kerupuk Kampung memang tidak berobah, walau kini Mas Jokowi sudah dua periode menjadi Presiden Kita. Dari pabrik-pabrik pengolahannya, produk UKM tersebut diangkut pedagang perantara (Emak saya menyebutnya Tukang Kerupuk) untuk dititipkan ke warung-warung penjual kebutuhan pokok hari-hari yang tersebar di banyak kampung.

Dari pabrik, kerupuk garing diangkut dengan sepeda (atau kini sepedamotor) yang dilengkapi wadah kaleng besar kedap udara, hingga kerupuk di dalamnya tetap hangat dan garing. Untuk bisa dititipkan di warung-warung, pihak pabrik menyiapkan wadah kaleng (dengan kaca tembus pandang di satu kemasan kotaknya) yang juga kedap udara, dengan tutup melingkar yang mudah dibuka dan ditutup pembeli.

Kerupuk kampung dititipkan di warung-warung dengan sistem bagi hasil. Misalnya: sebuah Kaleng Kerupuk berkapasitas 25 keping Kerupuk Kampung yang bila terjual habis akan menghasilkan Rp 25.000. Namun begitu pemilik warung cukup menyetor Rp 20.000 saja ke Tukang Kerupuk, yang dari pabrik juga akan mendapat bagi hasil dari produk yang berhasil dijualnya via warung yang dititipkannya.

Kerupuk ulet/gembos yang tak terjual, ditarik kembali dan diganti dengan produk fresh out of the oven. Kerupuk melempem dibawa kembali ke pabrik untuk digoreng-garing lagi. Tapi bila cuma sedikit, Tukang Kerupuk cukup memasukkan produk ulet itu ke kaleng besar yang dibawanya. Mengaduk-aduk dengan kerupuk baru dalam kaleng, dan sebentar saja kerupuk ulet akan garing kembali. Praktis, ya…! ***

01/04/2022 PK 09: 45 WIB

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.