Berani Menikah, Berani Bertanggung Jawab

Berani Menikah, Berani Bertanggung Jawab

Foto: PR Solo Raya

Ragu dan kurang percaya diri itu sering terjadi, ketika kita hendak mengambil keputusan penting. Apalagi saat kita memutuskan untuk segera menikah.  Maju mundur, bahkan tidak sedikit di antara kita yang takut melangkah ke jenjang pernikahan. Kita direjam oleh ketakutan, takut tidak mampu menafkahi dan membahagiakan pasangan.

Takut oleh bayangan sendiri itu hal biasa. Jika dibiarkan berlarut-larut, kita menjadi stres, bahkan kita bisa jatuh sakit, dan itu konyol. 

Rasa takut yang belum tentu terwujud itu harus kita kelola dengan baik untuk segera diatasi. 

Caranya, kita kenali sumbernya. Kita belajar membiasakan untuk menyertakan Allah dalam setiap langkah dan mengambil keputusan agar kita semakin percaya diri dan optimistis menatap masa depan.

Tujuan pernikahan suci itu adalah membangun keluarga sejahtera dan bahagia.

Untuk mencapai tujuan mulia itu, kita harus berani memulai untuk melangkah, dan menjalaninya.

Tentukan mimpi-mimpi bersama yang ingin segera diwujudkan agar kita fokus dan komitmen untuk mencapainya.

Rencana yang jelas itu semakin memudahkan kita untuk melangkah, mengantisipasi masalah timbul, dan mengevaluasinya agar kita tidak salah arah.

Berteori? Tidak! Tujuan pernikahan tanpa perencanaan yang jelas itu yang membuat kita dibayangi oleh ketakutan sendiri.

Kunci rumah tangga bahagia adalah berani belajar mencintai, dan semakin mencintai agar kita saling percaya dan mengasihi.

Kasih itu tidak menyalahkan, menghukum, atau mengadili. Melainkan memaafkan, mengampuni, dan murah hati.

Semoga rumah tangga kita dipenuhi warna-warni kasih.

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang