Pemeluk Agama Kristen di Arab, tak perlu lagi sembunyi-sembunyi merayakan Natal di negara pusat Islam dunia ini. Sejak 3 tahun lalu, Kerajaan Aerab membebaskan warganya merayakan Natal yang juga didukung pemerintahaan setempat.
Di Arab Saudi, seorang warga Kristen mengaku, setiap menjelang Natal, mereka keluar malam hari, untuk mengambil pohon cemara untuk dijadikan pohon Natal. Kegiatan ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Mereka merayakan natal dengan pintu tertutup dengan musik Holly Night yang diputar pelan namun syahdu.
Sekarang, mereka tak perlu melakukan perayaan Natal seperti pencuri yang sembunyi-sembunyi. Semua warga Kristen, Katolik yang semakin banyak di Arab Saudi, bisa melakukan perayaan Natal dengan terbuka, sebebasnya, semeriahnya.
Merayakan & Merasakan
Arab Saudi sudah seperti Amerika atau Prancis. Setiap warganya bebas merayakan dan merasakan seperti apa perayaan Natal sesungguhnya.
Di setiap mall, cafe, di jalan-jalan dan di depan rumah, berdiri pohon Natal dengan segala pernak-perniknya. Sebagian membuat halaman rumah seperti pegunungan salju. Anda tak bisa membedakan mana warga Kristen atau non Kristen. Semuanya berbaur. Semunya menyatu dalam kegembiraan dan suka cita Natal.
Yang lelaki memakai thawb, dengan lengan dan jubah panjang sampai ke kaki. Sedang perempuan memakai abaya. Abaya merupakan salah satu model pakaian yang umum dikenakan para wanita di Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Iran memiliki pakaian serupa, hanya saja namanya chador. Di Afghanistan, mirip abaya namun disebut burka. Mereka yang beragama Islam tidak merayakan natal. Mereka merasakan Natal.
Mereka beracampiur menjadi satu dalam perayaan Natal. Yang kristen merayakan Natal, yang non kristen merasakan perayaan natal. “ Kami warga Arab tidak merayakan natal. Namun kami membawa keluaraga dan terutama anak-anak kami ikut bergembira, larut dalam perayaan Natal agar mereka bisa memahami seperti apa budaya lain. Perayaan Natal di Arab sangat meriah dan kami semua bergembira.
di Jeddah hingga Riyadh, hampir tenggelam dengan pernak-pernik ornamen natal serta tulisan berkaitan natal dengan tulisan Arab atau huruf hijaiah.
Berbagi Hadiah Natal
Yang unik, warga Arab yang diundang makan malam sebagai ungkapan bersyukur atas kelahiran Yesus, mereka datang ke rumah keluarga demi keluarga dengan membawa hadiah bagi warga Kristen sahabat mereka. Ini membuat negara Kristgen sekalipun seperti Amerika pasti iri dengan sambutan warga lokal di Arab Saudi.
Perayaan natal tahun ini memasuki tahun ketiga di Kerajaan Arab Saudi sejak diizinkan oleh pemerintahan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS). Pangeran MbS memastikan warga Kristen di Saudi tak perlu lagi sembunyi-sembunyi merayakan natal di rumah masing-masing sejak 2020.
Arab Saudi telah cerdik dengan memanfaatkan suasana natal yang disukai para ekspatriat yang banyak bermukim di sana. Seorang kaya warga lokal malah menyediakan beberapa orang untuk menjadi sinterklas dengan membagi-bagiakan hadiah bagi siapapun yang ditemui di jalanan, sehingga semua orang merasakan betapa natal penuh suka cita dan berbagai. Berbagi kesenangan dan hadiah.
Perayaan natal menjadi semakin lebih semarak dirayakan secara terbuka di jalan-jalan di Kerajaan Saudi dengan toleransi besar dari para warga muslim.
Seorang waraga provinsi Timur Saudi keturunan Saudi-Jerman merasa bersyukur bisa merasakan pengalaman tradisi berbeda dari dua sisi keluarganya; Saudi dan Jerman. Kedua keluarga yang berbeda agama dan tradisi ini disatukan dalam suasana Natal.
Terbuka Terhadap perbedaan
Natal di Arab Saudi tak sekedar perspektif agama. Natal juga kesesmpatan bagi banyak keluarga untuk berkumpul bersama, menikmati hidangan seperti bebek panggung dan angsa yang menjadi favourit mereka dengan taburan kentang.
Starbucks menawarkan minuman cangkir bertema liburan (Natal), sama dengan yang dimiliki teman mereka di negara Kristen seperti Amerika atau negara lain. Bahkan, Bateel, yakni kafe dan restoran lokal, juga menawarkan kalender selamat datang dan acara Natal dan Tahun Baru. Padahal, dulu kafe ini sangat menjaga taradisi lokal. Kini sebuah berubah menjadi lebih manusiawi terhadap yang lain.
Sebuah restaurat mewah di Riyadh menawarkan perayaan Malam Natal dan Tahun baru. Sesuatu yang tidak pernah terjadi tahun sebelumnya.
Keterbukaan Kerajaan Arab Saudi terhadap perayaan Natal dan ikut memeriahkan natal dan tahun baru, telah menyedot waraga di luar Arab untuk memilih negeri Islam ini sebagai tempat liburan natal dan tahun baru yang menarik dan terbuka secara umum.
Asimilasi Budaya
Jika anda memiliki kenalan yang akrab dengan anda di Arab, anda akan menerima hadiah Natal yang tak pernah anda bayangkan sebelumnya. Sikap yang sangat baik dan bijaksana dari warga Islam di pusat agama Islam dunia. Ini menjadi contoh betapa hangat dan ramahnya orang-orang Islam di sini ( ASrab Saudi),.
Keterbukaan yang terjadi di Saudi akan menjadi tonggak sekaligus contoh bagaimana Islam sejatinya berkontribusi dalam menyambut perbedaan. Kerajaan Arab Saudi telah memberikan perhatian besar dengan mendorong penerimaan, dan asimilasi budaya asing di masyarakat dengan menghilangkan polisi agama.
Negara Arab sebagai pusat islam dunia, akan dicatat sebagai warga Islam yang terbuka, modern, toleransi dan pintar bagaimana menyambut orang lain sebagai manusia yang sama kebutuhannya dengan mereka.
Selamat Natal